Tapi ia dengan keyakinan tetap berusaha menjebol pintu tersebut. Sampai suatu saat, datang momen ketika ular di samping tahanan mereka lepas dari kandang. Kusni menyuruh teman-temannya itu berteriak.
Mendengar teriakan, para penjaga datang dan kalang kabut ketika melihat ular itu. Mereka melemparinya dengan sejumlah barang hingga sebongkah besi ke tahanan.
Akhirnya ular itu ditembak mati oleh penjaga. Kusni lantas menyuruh temannya menggeser bongkahan besi tadi sampai bisa dijangkau.
Saat malam hari, ia memerintahkan seluruh tahanan membuat kebisingan sementara Kusni mengetok engsel pintu dengan besi tadi.
Tiga jam lamanya ia mengetok, satu sekrup goyah sehingga bisa diputar dengan pangkal sendok. Kusni menyusun strategi, ia menunjuk sebuah pos jaga. Supaya setelah mereka sudah keluar, bisa mengambil senjata di sana.
Setelah pintu terbuka, mereka langsung menyerbu pos tersebut dengan hati-hati. Di sana mereka mendapat senjata lengkap dengan pelurunya. Dengan senjata mereka lantas melarikan diri.
Dalam upaya itu, kaki Kusni sempat tertembak orang Belanda, tapi teman-teman menyeretnya sampai ke tempat yang sepi lalu berusaha mengobati Kusni sebisanya. Mereka juga membuat tandu.
Kusni lalu digotong dan dibawa ke arah Kepanjen.
Baca juga: Kusni Kasdut, Penjahat Fenomenal: Perampokan Museum Nasional (1)
Waktu itu Kusni ditahan di LP Lowokwaru, Malang setelah divonis hukuman mati oleh Hakim. Ia mencoba meminta grasi dari Presiden.
Pada tanggal 10 September 1979 sekitar pukul 03.00 Kusni melarikan diri.
Dikutip dari Harian Kompas, Kusni ditempatkan di sel khusus dengan penghuni satu orang berukuran 3x4 meter. Ia ditempatkan di ruangan IV/2.
Danwil Kepolisian 102 Malang Kolpol Amijarsono waktu itu menunjukkan sebuah obeng buatan dan seutas tali yang digunakan Kusni untuk melarikan diri.
Tali itu terbuat dari kain yang disambung-sambung dengan benang jahit tangan. Sedangkan obeng terbuat dari paku besar dan diberi pegangan kayu.
Sel Kusni jaraknya hanya 100 meter dari kantor besar dalam lingkungan LP dan dapat dilihat dengan mudah dari sana. Dari bentuk sel tersebut, rasanya tidak mungkin untuk melarikan diri lewat pintu.
Langit-langit ruang tahanan Kusni cukup rendah sehingga mampu dijangkau dengan menaiki kasur. Kusni lantas mencongkel langit-langit tersebut dan meloloskan diri dari lubang sebesar 30x40 cm.