Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sore di Setu Sawangan, Depok yang "Diselimuti" Azolla Pinnata...

Kompas.com - 20/11/2019, 05:05 WIB
Audia Natasha Putri,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Hamparan daun menguning menutupi sebuah danau seluas 27 hektar. Itulah Azolla Pinatta atau tumbuhan kayu apu dadak yang tumbuh alami di setiap musim kemarau di Setu Sawangan, Depok.

Pemandangan indah ini menjadi daya tarik tersendiri dari lokasi wisata andalan di kota belimbing itu.

Bahkan, kini Setu Sawangan menjadi tempat favorit masyarakat untuk menghilangkan penat atau sekadar memancing ikan sebagai hobi karena tempatnya yang rindang, sejuk serta luas.

Setu Sawangan diurus dan dibangun oleh warga sekitar. Warga sekitar Setu Sawangan membuka warung kecil dan pemancingan ikan. 

Lokasi yang strategis dan terletak tidak berada di tepi jalan membuat Setu Sawangan lebih tak pernah sepi dari pengunjung.

Gusti, penduduk sekitar mengaku pergi ke Setu Sawangan untuk sekadar memancing ataupun membeli ikan.

“Saya ke sini untuk mancing aja, atau enggak membeli bibit ikan untuk di kolam saya,” ujar Gusti.

Nalih (43), salah satu pengurus sekaligus petugas keamanan Setu Sawangan berujar bahwa Setu Sawangan tetap ramai meskipun banyaknya tanaman apu.

Ketika ditemui, pria yang akrab dipanggil Bang Gedo ini terlihat sedang duduk santai sambil merokok dan menikmati angin sepoi-sepoi.

“Kalau pengunjung mah tetap ramai. Biasanya yang suka ke sini bapak-bapak hobi mancing, ibu-ibu ataupun anak muda,” ujar Bang Gedo.

Tak hanya masyarakat saja yang mengunjungi Setu Sawangan, tetapi juga mahasiswa dan wartawan.

“Waktu itu wartawan dari salah satu media di Depok datang meliput,” tambahnya.

Bang Gedo berujar bahwa Setu Sawangan ramai dikunjungi masyarakat pada sore sampai malam hari.

“Sekitar pukul 3 sore udah ramai. Daripada suntuk di rumah, mereka datang ke sini untuk nongkrong atau makan di warung sekitar,” ujar Bang Gedo.

Setu Sawangan juga ramai dikunjungi pada hari Sabtu-Minggu. Ada pula lokasi nongkrong anak muda, seperti saung sederhana yang disediakan di pinggir setu.

Bang Gedo bertugas mengawasi pintu air sekaligus menjaga keamanan Setu Sawangan.

“Kalau mau mancing, sampai kapan saja. Cuma kalau jam anak muda nongkrong saya batasin sampai pukul 12 malam saja,” pungkas Bang Gedo.

Bang Gedo menerapkan peraturan itu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

“Saya ngeri banyak terjadi hal yang tidak diinginkan. Apalagi anak zaman sekarang seperti itu, tahu sendirilah seperti apa,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com