Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan di Tenda di Sunter Agung, Berharap Anies Tepati Janji

Kompas.com - 24/11/2019, 21:01 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasyim (32) dan sejumlah warga lainnya masih bertahan di Jalan Sunter Agung Perkasa, Jakarta Utara, Minggu (24/11/2019). Tempat tinggal mereka telah digusur Pemerintah Kota Jakarta Utara karena berdiri di atas lahan yang merupakan saluran air.

Hasyim kini menempati tenda beratap terpal biru. Tenda itu didirikan di atas puing-puing rumahnya.

Sudah lebih dari seminggu alat-alat berat milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meratakan puluhan rumah di Jalan Jalan Agung Perkasa VIII itu.

Baca juga: Sunter Agung Tak Seperti Kampung Akuarium, Taufik: Pilihan Terbaik Warga Dipindahkan ke Rusun

Hasyim harus menghidupi dua anak dan seorang istri. Anak-anaknya untuk sementara diungsikan ke rumah saudara.

"Nggak tega, sekarang libur sekolah, saya suruh dia di tempat saudara," ujar Hasyim.

Tangan Hasyim tampak bentol-bentol, seperti habis digigit serangga.

"Kami tidur di sini, di pinggir jalan ini. Ini karena nyamuk semua," katanya tentang tanganya yang bentol-bentol itu.

Ia bertahan di pinggir jalan itu sambil berharap penataan sungai segera selesai sehingga dia dan bersama warga lainnya bisa kembali membangun rumah di bantaran kali tersebut.

Ditawar tinggal di rusun

Warga Sunter Agung Perkasa yang tergusur telah diberi tawaran oleh Pemprov DKI Jakarta untuk menempati Rumah Susun Marunda, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Namun banyak dari mereka menolak lantaran mata pencahariannya sebagai pengumpul barang-barang bekas tidak bisa berlanjut jika harus tinggal di Rusun Marunda.

Hasyim mengatakan, warga yang tergusur umumnya pengumpul barang bekas untuk dijual kembali. Kebanyakan dari mereka tidak punya keahlian selain mengumpul barang bekas.

"Kami di sini seperti itu (pengumpul barang bekas), mau dipindahkan ke Marunda, mana bisa?"

Sambil menyalakan api rokoknya, Hasyim mengatakan rumah susun cocok bagi karyawan kantoran, tidak untuk mereka sebagai pengumpul barang bekas.

Tinggal di rusun juga menyulitkan anak-anak yang sebentar lagi akan menjalani ujian semester. Bukan karena rusun tidak layak untuk anak-anak tetapi waktu untuk pindahnya tidak tepat.

Tulisan protes Warga Sunter Agung Perkasa atas penggusuran di Jalan Sinter Agung Perkasa 8, Jakarta Utara, Minggu (24/11/2019)KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Tulisan protes Warga Sunter Agung Perkasa atas penggusuran di Jalan Sinter Agung Perkasa 8, Jakarta Utara, Minggu (24/11/2019)

Anak Hasyim saat itu kelas 4 sekolah dasar dan akan menjalani ujian semester pada 2 Desember mendatang.

Setelah penggusuran pada 14 November ini, anaknya sempat tidak masuk sekolah seminggu.

"Semuanya barang-barang sekolahnya hilang. Saya bingunglah, untung kami cari-cari ketemu,"

Guru-guru di sekolah anaknya mungkin memaklumi kondisi siswa yang rumahnya tergusur. Namun tidak semua teman-teman anaknya bisa memaklumi.

"Kadang ya kami dengar (ejekan ke anak) "Kasian rumah lu digusur". Diejek seperti itu sama temannya, ya namanya anak-anak...." tutur Hasyim sambil menarik napas panjang.

Berharap Anies datang, tak hanya saat kampanye

Sukron (30), ayah dengan dua anak, juga bertahan di tenda-tenda beratap terpal di lokasi itu.

Sukron mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah datang ke Sunter Agung Perkasa saat kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017.

Anies saat itu masih calon gubernur. Tak banyak yang diingat Sukron selain janji Anies yang mengatakan tidak akan menggusur warga Jakarta lagi, termasuk warga Sunter Agung Perkasa VIII.

Namun tanggal 14 November ini, sebanyak 1.500 personel gabungan termasuk dari Satpol PP DKI Jakarta meluluhlantakkan kampung yang berada di bantaran kali tersebut.

Baca juga: Masih Butuh Seminggu Lagi Bersihkan Sisa Penggusuran Sunter Agung

Sukron mengatakan, dia akan bertahan di tempat tersebut hingga Anies mengizinkan warga kembali membangun rumah di lokasi tersebut.

"Sebenarnya kami berharap kepada Pak Anies. Setelah penataan sungai selesai, kami bisa diizinkan kembali untuk membangun rumah di sini," kata Sukron.

Dia mengaku salah satu pendukung Anies pada Pilkada DKI 2017. Sukron percaya, apa yang dilakukan gubernur yang dia pilih dua tahun lalu itu adalah rencana dengan niat baik agar warganya bisa hidup lebih baik lagi.

Dari terpal biru itu Sukron memandang jauh ke puing-puing rumah yang kini bercampur lumpur kali Sunter. Dia berharap bisa bertemu Anies Baswedan sekali lagi.

"Saya berharap Pak Anies bisa ke sini, saya ingin bilang kalau ketemu Pak Anies. Terimakasih telah mengizinkan kami tinggal di sini. Saya yakin ada solusi dari Pak Anies untuk kami yang ingin bertahan di sini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com