Ia juga belajar ketika dirinya sudah berada di atas, Ciputra bisa bekerja dengan adil, jujur, dan terbuka. Meski hal itu sulit rasanya diterapkan dalam dunia usaha, Pak Ci tak mempedulikan hal itu.
Menurut dia dalam dunia usaha, seorang entrepreneur hanya perlu share of value. Ia melihat, di Indonesia, banyak entrepreneur tak mempunyai share of value, nilai kebersamaan. Padahal nilai kebersamaan itu adalah tujuan usaha, yakni memiliki organisasi dan staf.
“Lalu kita punya style, sistem, dan dari situ kita punya strategi. Setelah kita susun strategi, kita harus punya skill dan membuat usaha itu menjadi suatu keberuntungan bagi kita,” ujar Ciputra.
Baca juga: Ciputra dan Dunia Pendidikan Kewirausahaan di Indonesia
Untuk membuat usaha sukses, menurut dia, memerlukan pengawasan yang tepat, bukan malah mengirim orang mengerjakan hal itu. Misalnya, pengusaha meminta anak buahnya untuk mengerjakan suatu proyek tanpa ada pengawasan, namun jika proyek itu mangkrak maka nantinya pengusaha itu hanya bisa memarahi anak buahnya dan akhirnya merugi.
Pengusaha yang baik, menurut Pak Ci, adalah yang berkomitmen berpartisipasi dalam perencanaan itu. Pengusaha harus membuat suatu perencanaan bersama-sama dengan pegawainya.
“Jadi kita bikin planning sama-sama dan kita semua komitmen dengan planning itu. Itu kunci daripada kontrol,” katanya.
Jadi bukan hanya dari kata-kata, tapi dengan suatu perbuatan yang nyata.
“Jadi hasil perusahaan benar-benar dikecap bersama. Jangan hanya dikecap pemegang saham. Kalau pemegang saham punya keuntungan, harus dibagi dengan mereka, jangan pimpinan itu mengambil keuntungan semau gue aja,” tuturnya
Namun, kini waku telah berlalu dan semua jadi kenangan. Senin (27/11/2019) dini hari Pak Ci telah menghembuskan napas terakhirnya di Singapura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.