Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramainya Pekerja di KA Bandara, Demi Kenyamanan hingga Tak Sejalan Tujuan Awal

Kompas.com - 02/12/2019, 08:45 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sepinya penumpang Kereta Bandara menuju Bandara Soekarno-Hatta dimanfaatkan para karyawan asal Tangerang yang hendak menuju kantornya di Jakarta.

Mayoritas penumpang Kereta Bandara justru bukan penumpang yang hendak menuju bandara.

Salah satunya adalah Arief, karyawan swasta. Ia memilih kereta Bandara Soekarno-Hatta sebagai kendaraan menuju kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta.

"Lebih nyaman yang pasti, saya kerja di Kuningan," ujar Arief saat ditemui Kompas.com di Stasiun Batu Ceper, Kota Tangerang, Jumat (29/11/2019).

Arief rela merogoh kantong sedikit lebih dalam untuk merasakan kenyamanan di perjalanan menuju kantor.

Ia sudah enam bulan belakangan menumpang kereta bandara. Sebelumnya, Arief menggunakan KRL.

Selain kenyamanan, ada juga promo yang menjadi pertimbangan pria asal Tangerang ini memilih kereta bandara.

"Bukan hanya pas lagi promo, tapi juga bisa kolektif lebih murah harganya," lanjut dia.

Kenyamanan

Kepala Stasiun Batu Ceper, Angga Rahadian mengatakan, jika dikalkulasikan, sekitar 1.000 penumpang tiap harinya naik KA Bandara melalui Stasiun Batu Ceper ke arah Jakarta.

Sedangkan penumpang menuju Bandara Soekarno-Hatta hanya sepertiganya.

Seperti data penumpang pada Rabu (27/11/2019). Jumlah penumpang yang naik dari Batu Ceper mencapai 1.331 orang.

"Ke arah BNI City (Sudirman) 766 penumpang, Batu Ceper-Manggarai 115 penumpang, Batu Ceper-Duri 138 penumpang. Sedangkan untuk penumpang dengan tujuan Batu Ceper-Bandara Soekarno Hatta hanya terdata sebesar 312 orang saja," ujar Angga.

Sementara itu, penumpang Kereta Bandara yang datang ke Batu Ceper mencapai 1.572 orang pada hari yang sama.

Menurut Angga, ada beragam alasan yang dilontarkan para penumpang memilih KA Bandara menuju Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com