Sejumlah anggota lain Komisi E, sebaliknya, mendesak Pimpinan rapat agar segera mengesahkan anggaran SMK 74 sebagai boarding school.
Beberapa dari mereka malah meminta agar pengesahan dilakukan sebelum maghrib, namun tak disetujui pimpinan.
"Saya sih usulnya, kalau memang untuk orang miskin, saya setuju dilanjutkan, tidak di-drop. Pembangunan boarding school untuk orang miskin itu memang semangat kita (Komisi E) betul," ujar Achmad Nawawi dari Fraksi Demokrat.
Sementara itu, Basri Baco dari Fraksi Golkar meminta agar anggaran SMK 74 disahkan supaya pembangunan gedung sekolah bisa berjalan pada 2020.
Baca juga: Jawaban Disdik DKI Dinilai Tak Masuk Akal soal SMK Pariwisata Punya Lab Fisika dan Kimia
Ia meminta, karena boarding school adalah cita-cita Komisi E, anggota dewan harus berani mengesahkannya sekarang.
Apalagi, Komisi E sudah dua kali kunjungan kerja studi banding boarding school, yaitu ke Bali dan Sumatera Selatan.
"Kunjungan kerja kita harus ada hasil. Saya yakin bahwa untuk meningkatkan taraf hidup seseorang adalah lewat pendidikan. Boarding school akan menjadi kebanggaan kita semua," kata Basri.
"Saya setuju memang harus ada kajian, tapi kalau fisiknya kita bangun, dan teman-teman dari Dinas Pendidikan sambil mempersiapkan kajiannya, itu mungkin bisa," imbuhnya.
Lalu, Sekretaris Komisi E Joni Simanjuntak dari Fraksi PDI-P coba menawarkan jalan tengah. Ia meminta agar Syaefuloh mampu meyakinkan dewan soal SMK 74 sebagai boarding school.
"Memang kita terlalu drastis kalau langsung drop. Dengan adanya (sistem) boarding dan dengan segala kelebihan dan kekurangannya, cobalah (Syaefuloh) kasih keyakinan kepada kami," kata dia.
Rapat kemudian diskors selama 1 jam sekitar pukul 18.15 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.