Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekasi Tambah Perahu Jaga-jaga Banjir Datang Lagi

Kompas.com - 08/01/2020, 11:13 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi mengklaim telah memiliki 40-50 perahu karet untuk keperluan pencarian dan penyelamatan korban banjir.

Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto.

"Kami akan berikan daerah-daerah yang rawan banjir seperti Perumahan PHP (Pondok Hijau Permai) ini perahu karet. Sehingga, antisipasi evakuasi lebih cepat," ujar Tri kepada wartawan di Perumahan PHP, Rawalumbu, Selasa (7/1/2020) sore.

"Kurang lebih sekarang (jumlah perahu karet) mungkin 40-50 kami sudah siapkan," imbuhnya.

Baca juga: Warga Bekasi Diminta Tumpuk Sampah Sisa Banjir di Jalan Utama agar Lebih Cepat Diangkut

Evakuasi yang lambat jadi salah satu isu yang merebak ketika banjir merendam banyak perumahan warga Kota Bekasi pada Rabu pekan lalu.

Jagat media sosial diramaikan aneka permintaan bantuan evakuasi korban banjir yang terjebak banjir.

Tri berdalih, evakuasi yang lamban ketika itu disebabkan oleh minimnya jumlah perahu karet yang dimiliki Pemerintah Kota Bekasi.

"Tadinya hanya 7 (unit perahu karet)," kata dia.

"Kemarin kami dapat bantuan lagi dari Provinsi (Jawa Barat) 10 unit. Kemudian dari Summarecon 2. Terus kami beli lagi, uangnya pakai uang Provinsi, kami beli lagi 20-an," ujar Tri.

Pemerintah Kota Bekasi, lanjut Tri, menyiapkan sejumlah perahu bermotor untuk kepentingan evakuasi agar lebih sigap.

Meski demikian, Tri tak merinci jumlah perahu bermotor tersebut. Ia hanya memastikan, jumlah personel SAR Kota Bekasi cukup untuk mengoperasikan puluhan perahu ini dan keperluan evakuasi sejenis.

"Kami sudah siapkan yang ada mesin motornya. Jadi kalau yang memang posisinya dalam dan kemudian di tengahnya itu ada sungai dan arus, itu kan harus pakai perahu motor, tidak bisa pakai manual," kata politikus PDI-P tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com