Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pedagang Nasi Kapau di Jalan Kramat, Sempat Direlokasi hingga Kembali ke Trotoar Lagi

Kompas.com - 10/01/2020, 11:02 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Pusat akhirnya mengizinkan pedagang nasi kapau untuk berdagang di trotoar Jalan Kramat, Jakarta Pusat.

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan trotoar itu nantinya digunakan 2,5 X 5 meter oleh pedagang. Sisanya, untuk pejalan kaki yang melintas di kawasan itu.

"Yang lain (trotoar) tidak kita izinkan, lagian hanya dipakai 2,5 x 5 meter, kan lebar trotoar 8 meter, masih sisa banyak untuk pejalan kaki," ujar Irwandi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/1/2020).

Meski demikian, Irwandi belum mau membeberkan desain lapak para pedagang nasi kapau nantinya.

Baca juga: Disetujui Anies, Pemkot Jakpus Izinkan PKL Berdagang di Trotoar Jalan Kramat

Para pedagang nasi kapau itu mulai berjualan di trotoar pada Januari 2020 ini. Hal ini atas persetujuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Sudah disetujui oleh Pemprov DKI. Wali Kota juga sudah memberikan desainnya ke Pak Anies dan telah disetujui," ucap dia.

Sempat direlokasi dari trotoar

Awalnya, pedagang Nasi Kapau ini sempat tidak lagi diperbolehkan berjulan di trotoar.

Sebab pada September 2019 lalu, trotoar tersebut tengah dalam proses pengerjaan revitalisasi. Hal itu bertujuan agar pejalan kaki nyaman melintas di atas trotoar itu.

Imbas dari revitalisasi trotar itu, lahan sejumlah pedagang nasi kapau pun dibongkar bersih oleh Pemkot Jakpus.

Baca juga: Pemkot Jakpus Akan Minta Persetujuan Anies untuk Kembali Tempatkan Pedagang Nasi Kapau di Trotoar

Para pedagang nasi kapau itu kemudian direlokasi ke lahan yang tidak jauh dari tempat mereka berjualan sebelumnya.

Lahan tersebut memiliki luas 6.000 meter persegi milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat DKI Jakarta.

Bahkan, Pemerintah Kota Jakarta Pusat menjanjikan lokasi relokasi tersebut menjadi pusat kuliner Jakarta Pusat.

"Kita akan buat jadi tempat kuliner, taman dan pusat hiburan. Bisa ada panggung live musiklah kalau ada acara- acara," ucap Irwandi saat itu.

Alasan dibiarkan di trotoar

Namun rencana tersebut kini hanya wacana. Sebab para pedagang nasi kapau ini kembali berjualan di trotoar.

Baca juga: Melihat Revitalisasi Trotoar Jalan Kramat yang Dulu Jadi Tempat Pedagang Nasi Kapau

Pemerintah Kota Jakarta Pusat mengizinkan para PKL berjualan di trotoar Jalan Kramat karena mereka sudah puluhan tahun mencari nafkah di kawasan itu.

Ketika mereka dipindah dari kawasan itu, pedagang nasi kapau akan kehilangan pekerjaannya.

"Sudah bertahun-tahun mereka jualan di Jalan Kramat itu, kasihan mereka kalau dipindah akan kehilangan mata pencahariannya," ujar Irwandi.

Apalagi kata Irwandi, nasi kapau di Jalan Kramat ini sudah terkenal dari masa ke masa.

"Siapa coba yang tidak tahu nasi kapau Jalan Kramat, orang-orang dari luar kalau mau kulineran pasti datangnya ke Jalan Kramat," ujar Irwandi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com