Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relokasi Warga Pondok Gede Permai Bekasi Dianggap sebagai Solusi Hindari Banjir

Kompas.com - 10/01/2020, 17:32 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejarawan Bekasi Ali Anwar sepakat dengan wacana relokasi warga Pondok Gede Permai (PGP) Jatiasih yang disodorkan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi kepada Presiden RI Joko Widodo.

Relokasi itu ia anggap tepat, sebab wilayah PGP sejak awal merupakan daerah resapan air berupa rawa-rawa.

"Relokasi itu amat tepat agar yang tadinya daerah resapan air, kembali lagi fungsinya jadi seperti rawa," ujar Ali ditemui Kompas.com di kedai kopi bilangan Margahayu, Bekasi Timur, Jumat (10/1/2020).

Ali mengatakan, tak mungkin pemerintah terus-menerus mengandalkan tanggul guna melindungi PGP dari banjir Kali Bekasi.

Dari dekade ke dekade, tanggul terus diperkuat dan selalu dibuat makin tinggi hingga kini ketinggiannya setara dengan rumah dua lantai.

Baca juga: Alasan Wali Kota Bekasi Minta Presiden Relokasi Warga Pondok Gede Permai

Namun, toh, pada banjir Rabu (1/1/2020) lalu, volume air Kali Bekasi tetap melampaui tanggul kemudian luber dan merendam perumahan warga hingga lebih dari 4 meter.

"Air kan enggak mau tahu. Di mana daerah paling rendah, dia akan masuk. PGP ini tadinya rawa, dan bagaimana pun caranya dia akan kembali 'menjadi rawa'," ungkap Ali.

Namun, relokasi ini menurut Ali, hanya mungkin dilakukan seandainya Pemerintah Pusat turun tangan.

Pasalnya, Kota Bekasi tak mungkin punya dana cukup buat menebus tanah dan rumah warga PGP yang terbilang perumahan semi-elit.

"Harus pemerintah pusat yang bayarin semua bangunan dan lahan di situ," kata wartawan senior itu.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengajukan permintaan relokasi warga Pondok Gede Permai ke Presiden RI Joko Widodo dalam rapat pencegahan dan penanganan banjir di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Baca juga: Bantah Warga, BPBD Bekasi Sebut Bantuan Banjir di Pondok Gede Permai Dikirim Lewat RT

Pepen beralasan, relokasi ini didasari atas pertimbangan keamanan warga Kota Bekasi dan warga Pondok Gede Permai itu sendiri dari ancaman banjir.

Perumahan tersebut memang amat rentan diterjang banjir, karena bertempat di cekungan yang berdekatan dengan pertemuan dua arus sungai besar dari Bogor, yakni Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi.

"Ini bukan persoalan respons warga. Ini persoalan safety, (wilayah PGP) memang harus ada tandon," ujar Pepen.

Tandon tersebut, menurut dia, harus dibangun berkesinambungan dari arah hulu di Bukit Hambalang hingga Kali Bekasi. Dengan begitu, wilayah tangkapan air banjir kiriman makin banyak.

Wilayah PGP jadi salah satu kawasan yang menurut Pepen, mestinya dialihfungsikan menjadi tandon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com