Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Masa Tanggap Darurat Banjir Tak Cukup untuk Bereskan Lumpur di Jatiasih, Bekasi

Kompas.com - 16/01/2020, 07:51 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Selama menelusuri Pondok Gede Permai pada Rabu kemarin, Kompas.com hanya menjumpai satu unit ekskavator yang beroperasi.

"Sudah lumayan (bersih) lah dibandingkan minggu lalu. Gerak sih Pemkot (Bekasi), tapi baru 3 hari ini kerasanya," ujar Irvan Nurdin (36), warga RW 008, Rabu siang.

"Bersihinnya 3 bulanlah baru bisa kelar, benar-benar seperti semula. Tapi paling baru 2 bulan banjir lagi," kata dia sembari tertawa.

Ketua RW 008, Syaikhu, mengaku kewalahan dengan tak selesainya masalah lumpur di lingkungannya.

Ia mengatakan, selain penanganan yang belum maksimal, beberapa warga yang baru kembali ke rumah pun kembali membuat kotor jalan karena mengeluarkan lumpur dari rumah mereka yang belum dibereskan.

"Tapi saya salut sama warga, sabar. Ini termasuk cepat menurut saya sejak alat berat bergerak seminggu lalu," ujar Syaikhu yang mengenakan sepatu bot dan kaos berlumur lumpur.

"Cuma di perbatasan RW 008 sama RW 009, dekat Masjid Al-Ikhlas, masih genangan. Karena di sana gotnya tertutup beton rumah-rumah. (Sumbatan lumpur) tidak bisa dirojok (dibongkar)," kata dia.

Syaikhu menyebutkan, setelah berakhirnya masa tanggap darurat banjir, pembersihan lumpur di Pondok Gede Permai bersifat padat karya.

"Kalau manual gini, untuk lumpur saja mungkin sebulan," kata dia.

Lambatnya penanganan lumpur membuat warga berharap hujan turun. Selain untuk mendorong lumpur ke selokan, hujan juga membuat lumpur lebih cair.

Irvan, misalnya, begitu bersyukur ketika hujan mengguyur Pondok Gede Permai saat Kompas.com bertamu ke kediamannya.

"Alhamdulillah," seru Irvan ketika hujan turun.

Ia mengatakan, hujan diperlukan agar lumpur-lumpur yang masih tersisa di RW 008 tak mengering.

Jika mengering, maka lumpur-lumpur itu akan kian sulit dipindahkan.

"Kayak kemarin (Selasa), saat TNI-AU berhasil modifikasi cuaca sampai kemarin kayak kemarau lagi. Panas banget. Kami malah pusing," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com