DEPOK, KOMPAS.com - Matanya masih memerah, kucuran keringat terlihat di gurat wajahnya sehabis ia menutup liang lahat ibunya dengan tanah.
Hardi kemudian mencoba bercerita tentang ibunya, Nakhruyati, salah satu dari delapan korban jiwa kecelakaan bus pariwisata di Subang, Jawa Barat, Sabtu (18/1/2020) kemarin.
Bu Yaya, biasa Nakhruyati disapa, sosoknya dikenal masyarakat sebagai wanita yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
Hardi terbata-bata, dia tak menyangka bahwa pada Sabtu (18/1/2020) kemarin menjadi hari perpisahan untuk selamanya dengan sang ibunda.
Biasanya, pada akhir pekan mereka sekeluarga akan datang menjenguk Nakhruyati dan berkumpul bersama guna melepas rindu.
Baca juga: Nakhruyati, Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Tanjakan Emen Subang Dimakamkan
"Biasanya hari Sabtu kami kumpul, tapi hari Sabtu kemari justru jadi hari perpisahan kami," kata dia, menahan tangis usai pemakaman Nakhruyati di pemakaman Rawa Tomplok, Pondok Terong, Depok Jawa Barat, Minggu (19/1/2020).
Hardi adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dia bersama dua saudaranya menghadiri langsung pemakaman ibunya yang dilangsungkan pukul 11.00 WIB.
Hardi teringat bahwa ibunya tak bisa berdiam diri di rumah, selalu aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, dan menjadi ketua PKK.
Baca juga: Yaya, Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Tanjakan Emen Subang Tinggalkan 3 Anak
Tidak hanya menjadi ketua PKK, Nakhruyati juga menjadi kepala sekolah di sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mawar Indah.
Tak heran suasana rumah duka ramai oleh ibu-ibu yang melayat. Bagi Hardi, ibunya memiliki jiwa sosial yang begitu tinggi.
Apabila ada masyarakat yang meminta bantuan, tidak segan ketua PKK ini akan membantu.
"Ini mungkin jadi pengabdian terakhirnya untuk masyarakat," kata Hardi.
Tak berbeda dengan Hardi, Syafrudin ketua RT 05 RW 02 mengatakan bahwa masyarakat sedang berduka lantaran kehilangan sosok kader posyandu terbaik di RT tersebut.
"Kami kehilangan kader posyandu terbaik," kata dia.
Baca juga: Ini Identitas 8 Korban Tewas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang
Juga dengan Indri, tetangga sebelah rumah Nakhruyati yang biasa menjadi rekan akrab berbagi suka dukanya.