Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter RS UI Minta Warga Natuna Tenang Sikapi Karantina WNI Terkait Virus Corona

Kompas.com - 04/02/2020, 13:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia mengevakuasi 238 WNI dari Provinsi Hubei, China, pada Sabtu (1/2/2020).

Evakuasi dilakukan terkait wabah virus Corona yang merebak di wilayah tersebut.

Di Indonesia, ratusan WNI tersebut dikarantina dan menjalani observasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau.

Rencana ini menimbulkan aksi demonstrasi warga Natuna. Mereka khawatir, virus corona bakal ikut mewabah di wilayah tempat tinggal mereka.

Baca juga: Dokter RS UI: Virus Corona Tak Menular Lewat Tatapan

Namun, dokter Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Raden Rara Diah Handayani menyebut, kekhawatiran itu tak perlu berlebihan.

Menurut dia, pemerintah Indonesia bakal merujuk pada standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencegah penyebaran virus corona ketika mengevakuasi WNI ke Natuna.

"Yang berisiko tertular itu orang yang melakukan kontak erat dengan pengidap virus Corona. Apa itu kontak erat, salah satunya jarak kontak itu 1,5 meter," ujar Rara kepada wartawan di sela seminar bertajuk "Fakta Virus Corona dan Influenza" di RSUI Depok, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020) siang.

"Kalau dikarantina, misalnya jaraknya 1 kilometer, kan jauh. Apalagi sampai 2 kilometer, 5 kilometer. Aman," imbuh spesialis pulmonologi itu.

Baca juga: Menkes: Tantangan Terberat Tangani Virus Corona adalah Hoaks

Ia coba memahami langkah pemerintah Indonesia melakukan karantina dan memantau 238 WNI di Natuna.

Rara berpendapat, daerah isolasi itu terbilang soliter dan jarang penduduk. Intinya, jauh dari keramaian.

"Kemudian saudara-saudara kita yang dievakuasi itu juga menggunakan masker. Lalu kenapa dikarantina 2 minggu, karena masa inkubasinya 2-14 hari sejak virus masuk hingga menimbulkan gejala sakit," ia menjelaskan.

"Kalau sesudah itu (karantina dan observasi) tidak ada gejala (mengidap virus corona), ya memang berarti tidak terinfeksi," tambah Rara.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD sebelumnya mengakui ada keterlambatan informasi dengan Pemerintah Daerah Natuna terkait keputusan mengkarantina 237 WNI dan 1 warga negara asing usai dievakuasi dari Wuhan, China.

Karantina dilakukan untuk menghindari penularan virus corona yang sedang mewabah di Wuhan dan daerah lain di China.

"Timbul kesalahpahaman karena komunikasi dengan pemerintah daerah dan rakyat Natuna agak terlambat, dan itu supaya Anda maklumi," ujar Mahfud di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Takut Terpapar Virus Corona, Warga Natuna Pilih Mengungsi ke Pulau Lain

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com