TANGERANG, KOMPAS.com - Terhitung sudah enam hari rumah-rumah warga di Kelurahan Gembor, Gebang Jaya dan Periuk direndam banjir.
Pada Kamis (6/2/2020) berdasarkan pengakuan warga yang tinggal di RW 8 Kelurahan Periuk Kota Tangerang, air masih setinggi 2 meter.
Berikut sederet fakta pada hari keenam banjir di Kecamatan Periuk Kota Tangerang.
Salah seorang warga yang tinggal di Jalan Duta Lestari Periuk Damai RW 13 RT 01 Gebang Raya Periuk, Lukman mengatakan banjir di beberapa titik masih setinggi tiga meter.
Baca juga: Tak Yakin Banjir Cepat Surut, Warga Periuk Beli Ban Bekas untuk Evakuasi Barang
"Di bagian bawah sekitar 3 meter, tinggal kelihatan atapnya doang," kata dia saat ditemui Kompas.com di lokasi banjir, Periuk Damai, Kamis (6/2/2020).
Dia mengatakan banjir besar di kawasan Perumahan Periuk Damai belum pernah terjadi selama empat tahun belakangan.
Akan tetapi karena tanggul jebol, air yang berada di Kali Ledug tumpah ke permukiman warga Periuk.
"Jadi karena tanggul jebol, sudah empat tahun enggak banjir," kata dia.
Begitu juga yang dirasakan Arief warga Jalan Sejahtera RT 4 RW 8 Kelurahan Periuk Kota Tangerang. Arief mengatakan tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan barang-barangnya saat terjadi banjir.
"Karena tanggul jebol, 5 menit sudah 1 meter air masuk," kata dia.
Ratusan korban di Periuk, Kota Tangerang, mengalami gangguan kesehatan setelah banjir di wilayahnya tidak surut hingga enam hari.
Bahkan, ada korban yang mengalami stres sampai harus dirujuk ke rumah sakit.
Baca juga: Banjir di Periuk Sulit Surut, Ini Penjelasan Wali Kota Tangerang
"Datanya yang masuk (korban banjir yang sakit) sampai tanggal 5 ada 506 kasus dengan empat rujukan, salah satunya itu yang stres," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspadewi di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (6/2/2020).
Liza mengatakan, warga stres lantaran air tiba-tiba datang menghantam perumahan, salah satunya Perumahan Periuk Damai, Kelurahan Periuk.
Liza mengaku, Dinkes Kota Tangerang tidak bisa berbuat banyak terkait stres warga tersebut.
Alasannya, Dinkes Kota Tangerang tidak punya tim khusus untuk meredakan gejala stres seperti layaknya psikolog.
"Karena di kami enggak ada tenaga psikologis. Kami pernah dampingi masyarakat yang mengalami masalah kejiwaan, tapi enggak secara spesifik," kata dia.
Begitu juga kondisi salah seorang warga yang ada di pengungsian. Diwanto duduk bersender di salah satu pilar di Masjid Jami Al Jihad, RW 8 Kelurahan Periuk Kota Tangerang.
Wanita berusia 70 tahun ini duduk bersender sambil memegang sebuah kotak kontainer plastik berisi beberapa barang yang bisa dia selamatkan.
Baca juga: Wali Kota Tangerang Upayakan Banjir di Periuk Surut Besok
Tapi itu bukan barang-barangnya melainkan barang-barang dan pakaian untuk cucunya.
Kini Diwanto hanya punya baju di badan saja. Tak sempat dia mengeluarkan baju-baju lainnya. Bagi dia, yang terpenting adalah cucunya bisa sekolah, itulah sebabnya dia mendahulukan barang-barang milik cucunya.
"Iya, yang penting si cucu bisa sekolah, kan sekolahnya enggak kebanjiran," kata dia.
Dia sendiri mengaku sudah tak lagi berharap bantuan banyak. Selama makanan dan pengobatan disediakan, itu sudah cukup bagi perempuan 70 tahun itu.
Korban banjir di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang juga mulai terserang beragam penyakit.
Kepala Puskesmas Sangiang, Kota Tangerang dokter Setiyawan mengatakan banyak korban banjir mengeluhkan gangguan pencernaan dan penyakit kulit.
"Kebanyakan pasien berobat seperti batuk, pilek, mual muntah mencret gatal-gatal," kata dia saat ditemui di Posko Banjir Masjid Jami Al Jihad RW 08 Kelurahan Periuk Kota Tangerang, Kamis (6/2/2020).
Baca juga: Stres, Korban Banjir di Kota Tangerang Dirujuk ke Rumah Sakit
Dokter yang akrab disapa Wawan tersebut juga mengatakan ada sekitar 90 sampai dengan 100 warga yang berobat sejak posko tersebut dibuka.
Di Kelurahan Periuk Kota Tangerang sendiri, posko kesehatan bersamaan dengan posko banjir di Masjid Jami al Jihad mulai dibangun pada Senin (3/2/2020) lalu.
Banjir di RW 08 Kelurahan Periuk juga baru terjadi setelah tanggul jebol pada senin lalu.
"Posko ini kita dirikan mulai dari senin 24 jam full kita layani," kata Wawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.