Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Pengungsi Banjir di Tangerang: Stres, Kehabisan Pakaian, dan Mulai Terserang Penyakit

Kompas.com - 07/02/2020, 06:34 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Terhitung sudah enam hari rumah-rumah warga di Kelurahan Gembor, Gebang Jaya dan Periuk direndam banjir.

Pada Kamis (6/2/2020) berdasarkan pengakuan warga yang tinggal di RW 8 Kelurahan Periuk Kota Tangerang, air masih setinggi 2 meter.

Berikut sederet fakta pada hari keenam banjir di Kecamatan Periuk Kota Tangerang.

Air masih setinggi 3 meter

Salah seorang warga yang tinggal di Jalan Duta Lestari Periuk Damai RW 13 RT 01 Gebang Raya Periuk, Lukman mengatakan banjir di beberapa titik masih setinggi tiga meter.

Baca juga: Tak Yakin Banjir Cepat Surut, Warga Periuk Beli Ban Bekas untuk Evakuasi Barang

"Di bagian bawah sekitar 3 meter, tinggal kelihatan atapnya doang," kata dia saat ditemui Kompas.com di lokasi banjir, Periuk Damai, Kamis (6/2/2020).

Dia mengatakan banjir besar di kawasan Perumahan Periuk Damai belum pernah terjadi selama empat tahun belakangan.

Akan tetapi karena tanggul jebol, air yang berada di Kali Ledug tumpah ke permukiman warga Periuk.

"Jadi karena tanggul jebol, sudah empat tahun enggak banjir," kata dia.

Begitu juga yang dirasakan Arief warga Jalan Sejahtera RT 4 RW 8 Kelurahan Periuk Kota Tangerang. Arief mengatakan tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan barang-barangnya saat terjadi banjir.

"Karena tanggul jebol, 5 menit sudah 1 meter air masuk," kata dia.

Warga stres

Ratusan korban di Periuk, Kota Tangerang, mengalami gangguan kesehatan setelah banjir di wilayahnya tidak surut hingga enam hari.

Bahkan, ada korban yang mengalami stres sampai harus dirujuk ke rumah sakit.

Baca juga: Banjir di Periuk Sulit Surut, Ini Penjelasan Wali Kota Tangerang

"Datanya yang masuk (korban banjir yang sakit) sampai tanggal 5 ada 506 kasus dengan empat rujukan, salah satunya itu yang stres," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspadewi di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (6/2/2020).

Liza mengatakan, warga stres lantaran air tiba-tiba datang menghantam perumahan, salah satunya Perumahan Periuk Damai, Kelurahan Periuk.

Liza mengaku, Dinkes Kota Tangerang tidak bisa berbuat banyak terkait stres warga tersebut.

Alasannya, Dinkes Kota Tangerang tidak punya tim khusus untuk meredakan gejala stres seperti layaknya psikolog.

"Karena di kami enggak ada tenaga psikologis. Kami pernah dampingi masyarakat yang mengalami masalah kejiwaan, tapi enggak secara spesifik," kata dia.

Kehabisan pakaian

Begitu juga kondisi salah seorang warga yang ada di pengungsian. Diwanto duduk bersender di salah satu pilar di Masjid Jami Al Jihad, RW 8 Kelurahan Periuk Kota Tangerang.

Wanita berusia 70 tahun ini duduk bersender sambil memegang sebuah kotak kontainer plastik berisi beberapa barang yang bisa dia selamatkan.

Baca juga: Wali Kota Tangerang Upayakan Banjir di Periuk Surut Besok

Tapi itu bukan barang-barangnya melainkan barang-barang dan pakaian untuk cucunya.

Kini Diwanto hanya punya baju di badan saja. Tak sempat dia mengeluarkan baju-baju lainnya. Bagi dia, yang terpenting adalah cucunya bisa sekolah, itulah sebabnya dia mendahulukan barang-barang milik cucunya.

"Iya, yang penting si cucu bisa sekolah, kan sekolahnya enggak kebanjiran," kata dia.

Dia sendiri mengaku sudah tak lagi berharap bantuan banyak. Selama makanan dan pengobatan disediakan, itu sudah cukup bagi perempuan 70 tahun itu.

Mulai terserang penyakit

Korban banjir di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang juga mulai terserang beragam penyakit.

Kepala Puskesmas Sangiang, Kota Tangerang dokter Setiyawan mengatakan banyak korban banjir mengeluhkan gangguan pencernaan dan penyakit kulit.

"Kebanyakan pasien berobat seperti batuk, pilek, mual muntah mencret gatal-gatal," kata dia saat ditemui di Posko Banjir Masjid Jami Al Jihad RW 08 Kelurahan Periuk Kota Tangerang, Kamis (6/2/2020).

Baca juga: Stres, Korban Banjir di Kota Tangerang Dirujuk ke Rumah Sakit

Dokter yang akrab disapa Wawan tersebut juga mengatakan ada sekitar 90 sampai dengan 100 warga yang berobat sejak posko tersebut dibuka.

Di Kelurahan Periuk Kota Tangerang sendiri, posko kesehatan bersamaan dengan posko banjir di Masjid Jami al Jihad mulai dibangun pada Senin (3/2/2020) lalu.

Banjir di RW 08 Kelurahan Periuk juga baru terjadi setelah tanggul jebol pada senin lalu.

"Posko ini kita dirikan mulai dari senin 24 jam full kita layani," kata Wawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com