Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Korban Kena Tipu Tiket Murah Pesawat hingga Rp 138 Juta, Ini Modus Pelaku

Kompas.com - 07/02/2020, 18:48 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Lima orang AS, ARS, MT, MTH, dan RMD yang menjadi korban penipuan penjualan tiket murah pesawat oleh YHN, melapor ke Polres Tangerang Selatan, Jumat (7/2/2020).

Mereka melaporkan YHN dengan sangkaan menipu dengan total nominal hingga Rp 138,2 juta.

Kuasa hukum dari kelima korban, Zevrijn mengatakan, pelaku menipu para korbannya dengan cara mendekati agar menjadi teman baik.

Baca juga: 5 Korban Penipuan Tiket Murah Pesawat Lapor Polisi, Rugi Ratusan Juta Rupiah

Setelah memiliki hubungan pertemanan, pelaku yang mengaku bekerja di Bandara Seokarno-Hatta dapat menyediakan beragam jenis tiket murah.

Zevrijn yang juga menjadi korban, sempat ditunjukan kartu identitas milik pelaku.

"Dia punya akses khusus masuk ke bandara Soeta. Dia pernah tunjukan kepada saya akses khusus dan dia mengaku bayar tahunan khusus masuk akses Soetta. Jadi masuk bandara dia bebas aja," kata Zevrijn di Polres Tangerang Selatan.

Menurut Zevrijn, selain kartu akses itu, pelaku juga sempat membuktikan menyediakan tiket murah kepadanya untuk meyakinkan.

Baca juga: Warga Minta Cawagub DKI Nurmansjah Lubis Beri Solusi, Bukan Bergurau soal Banjir

Zevrijn pernah menjadi kuasa hukum pelaku yang terlibat kasus di Polda Metro Jaya pertengahan tahun 2019.

Pada saat itu, ia diberikan tiket domistik Rp 1 juta dari harga normal yang mencapai Rp 2 juta.

"Jadi dulu dia ada kasus yang sama di Polda Metro Jaya, tapi menggantung setelah saya bela. Saya kenal dari situ. Saat saya pesan tiket dalam negeri itu benar, saudara saya saat itu terbang dengan harga segitu. Dan teman lain juga sama ditawari tiket murah," ucap warga Pamulang, Tangsel ini.

Saat itu, Zevrijn mulai percaya dengan rayuan pelaku yang terus menawarkan tiket murah khususnya penerbangan luar negeri.

Baca juga: Pengusaha Kayu: Pohon Mahoni Semakin Tua, Makin Mahal

Tiba saat Zevrijn dan kelima temannya ingin pergi ke New Zealand, kembali memesan tiket pesawat melalui pelaku dengan total pembayaran Rp 41 juta.

"Itu harga murah banget pergi pulang Rp 8,5 jutaan per orang. Dia pun memberikan kode booking sama dengan korban yang lain buat meyakinkan, tapi palsu. Tapi tiket tak kunjung ada, misal dia janjiin tiga hari, setelah itu mundur dan begitu terus sampai saat ini," ucapnya.

Sampai saat ini Zevrijn dan para korban lainnya terus menghubungi pelaku yang masih aktif di media sosialnya.

Namun beberapa kali pelaku yang janji untuk mengembalikan uang tiket tak kunjung menepati hingga melapor ke Polres Tangerang Selatan nomor LP/141/K/II/2020/SPKT/Res.Tangsel.

"Janji terus dia mau ngembalikan uang. Misal dua minggu lagi, nanti sudah dua minggu mundur lagi begitu terus," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com