Pasangan Yurgen-Zaki pernah mencoba peruntungan pada Pileg 2019 lalu dengan membawa bendera partai politik.
Baca juga: Maju Independen di Pilkada Depok 2020, Yurgen-Zaki Ngaku Juga Dibidik Parpol
Yurgen mencalonkan diri sebagai calon legislatif daerah pemilihan Depok dan Bekasi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia gagal lantaran partainya juga tak berhasil lolos ambang batas parlemen.
Zaki sempat berlomba masuk Senayan melalui Partai Nasdem dari daerah pemilihan Sumedang-Majalengka. Ia pun pernah menduduki kursi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Nasdem Kabupaten Sumedang pada 2015.
Jelang Pilkada Depok 2020, Zaki menyebutkan, setidaknya ada 3 partai politik yang mulai membidik mereka.
"Ada PKB, PKS, bahkan teman-teman di DPP PDI-P juga berkomunikasi, seperti Bang Budiman Sudjatmiko (PDI-P) bilang, kami cocoknya 'merah'," kata dia.
Kendati begitu, Zaki mengaku ogah jemawa. Ia enggan menyebutkan partai politik mana yang sejauh ini paling getol menggaet salah satu dari atau mereka berdua sekaligus.
Menurutnya, parpol-parpol mulai genit pada mereka karena parpol-parpol tersebut juga masih gamang soal figur yang akan diusung.
"Kami tidak bisa menyimpulkan mereka seserius apa. Yang jelas, kami terbuka bagi semuanya dan tadi sudah saya sebutkan beberapa partai yang memang komunikasinya sempat terjalin," tutur dia.
Dari tiga partai politik yang mulai membidik, PKS jadi salah satu yang berpeluang cukup besar menggaet mereka.
Partai penguasa rezim pemerintahan Kota Depok itu disebut sebagai parpol yang berinisiatif menjalin komunikasi dengan Yurgen-Zaki.
"Ada kemungkinan (digaet PKS) karena justru kemarin itu PKS yang membangun komunikasi. Sempat dari PKS menghubungi karena petahana (Mohammad Idris, Wali Kota Depok usungan PKS pada 2015) justru punya pikiran untuk maju independen," kata Zaki.
"DPP PKS yang pada 2019 menentukan caleg se-Indonesia, orangnya komunikasi dengan kami," tambah dia.
Di sisi lain, dalam deklarasinya 23 Desember 2019 lalu, Yurgen-Zaki sempat menyebutkan bahwa selama 15 tahun terakhir, Kota Depok dikelola secara amatir dan tidak ilmiah.
Lantas, jika salah satu dari mereka atau mereka berdua digaet PKS yang merupakan wajah lama di Depok, akankah reputasi "wajah baru dan muda" yang mereka bangun luntur?
"Saya pikir (jika digaet PKS), kami harus melihat lihat siapa yang menjadi partner kami nantinya. Kami berusaha untuk tidak kawin dengan wajah lama yang hari ini dikritik," kata Zaki.
"PKS itu pengusung petahana yang hari ini (Mohammad Idris), tapi (sekarang) sangat dinamis di dalam," tambah dia.
Zaki menganggap, keberadaan mereka sebagai figur yang "dijual" PKS seandainya jadi bergabung, malah akan memberi warna pada partai itu.
"Buat kami tidak menjadi masalah, karena entah Yurgen atau saya, salah satu bisa mewarnai di dalam dan akan memberikan satu produk baru," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.