Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Maison Weiner, Toko Kue Langganan Polisi Militer Jepang di Jakarta

Kompas.com - 17/02/2020, 10:13 WIB
Tia Astuti,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Senen, Jakarta Pusat memiliki banyak wisata kuliner tua.

Salah satunya Maison Weiner Cakeshop yang merupakan toko kue pertama dan tertua di Jakarta.

Bahkan pernah menjadi satu-satunya toko kue di Jakarta pada rentang waktu 1936 sampai 1970-an.

Usia toko kue di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat yang sudah tidak muda ini jelas menyimpan banyak cerita dari masa penjajahan, khususnya pada masa penjajahan Jepang.

Baca juga: Maison Weiner, Toko Kue Pertama dan Tertua di Jakarta

Di dalam bangunan tua dengan dominasi warna merah putih, Heru, generasi ketiga penerus usaha Maison Weiner bercerita kepada Kompas.com dengan pakaian khas seorang Konditor Meister (bahasa Jerman dari Master Pastry Chef ) berwarna putih.

"Nenek saya pernah cerita memang suka ada prajurit yang datang kemari. Tapi yang pernah diceritakan ke saya hanya semasa penjajahn Jepang saja," ujar Heru sebelum memulai ceritanya lebih lanjut.

Kempeitai dan Nyonya Gem

Di zaman penjajahan Jepang, ada yang namanya Kempeitai atau polisi militer dari Jepang. Citra galak dari para Kempeitai ini cukup melekat bagi warga Jakarta.

Namun Lee Liang Mey atau Nyonya Gem tidak merasa takut dengan Kempeitai karena Kempeitai sering membeli kue di Maison Weiner.

"Dari tempat ini (Maison Weiner) juga dekat sama tangsinya Kempeitai, sekarang sudah jadi Brimobnya Kwitang, jadi mereka banyak datang ke mari karena kita satu-satunya bakery pada saat itu ya," ujar Heru.

Selain karena letak Maison Weiner yang dekat dari asrama Kempeitai, Nyonya Gem juga bercerita kalau Kempeitai sering membeli kue di Maison Weiner karena bagi mereka banyak kue di Maison Weiner yang memiliki kemiripan dengan roti di Jepang.

Baca juga: Jejak Orang Tionghoa dalam Roti Gambang dan Es Teler

Mungkin rasanya mengingatkan mereka akan rumahnya. 

Hubungan antara Kempeitai dan keluarga Nyonya Gem tidak hanya sekadar pembuat kue dan pembeli saja, Kempeitai juga suka membantu keluarga Nyonya Gem dari tentara Jepang yang usil.

"Tante saya kan satu-satunya anak perempuan dari nenek saya, nah dia suka diganggu tentara Jepang yang mampir ke sini. Kalau sudah gitu Kempeitai suka turun tangan. Karena memang kegalakan Kempeitai juga ditakuti sama tentara Jepang sendiri," ujar Heru.

Kisah lain yang diceritakan Nyonya Gem kepada Heru adalah Kempeitai yang mau mengantarkan kue pesanan dari Maison Weiner.

"Suatu ketika ada toko klontong yang pesan kue ulang tahun yang bertingkat. Sudah kuenya besar, pesanannya buat toko di Pasar Baru. Pada zaman dulu belum ada transportasi di sini. Kebetulan mobil Kempeitai lewat, langsung aja nenek saya stop-in. Nenek saya mah emang enggak ada takut-takutnya," ujar Heru sambil tertawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com