Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbuai Perhiasan Palsu dan Janji Dinikahi, Anak di Bawah Umur Dicabuli Teman Ayahnya hingga Trauma

Kompas.com - 21/02/2020, 09:01 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur terjadi di kawasan Jatirasa, Jatiasih, Bekasi pada Januari 2020 lalu.

Korban itu adalah N, perempuan berumur 15 tahun yang dicabuli oleh Ade Harri Irawan, teman dekat dari ayahnya.

Lantas bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?

Perkenalan dari ayah korban

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Wijonarko mengatakan, perkenalan hingga pendekatan terhadap korban dimulai ketika Ade kerap berkunjung ke rumah korban.

Baca juga: Seorang Anak di Bawah Umur di Bekasi Dicabuli Teman Ayahnya

Awalnya, Ade ke rumah korban karena ada urusan dengan ayah korban. Namun, lama kelamaan Ade tertarik dengan anak temannya hingga akhirnya memiliki niat lain.

Hubungan Ade dengan korban makin dekat hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pacaran.

Dirayu pakai cincin dan kalung palsu

Korban terbuai dengan rayuan Ade lantaran diberikan kalung dan cincin palsu.

Teman ayahnya itu mengaku hal tersebut dijadikan alibi ungkapan sayangnya kepada N agar mau diajak melakukan hubungan suami istri.

"Pelaku ini membujuk rayu korban dengan memberikan kalung dan cincin palsu serta uang sebesar Rp 50.000 agar mau menuruti kemauannya," ujar Wijonarko.

Baca juga: Dicabuli Teman Ayahnya, Remaja di Bekasi Dirayu Pakai Kalung dan Cincin Palsu

Dijanjikan jadi istri kedua

Wijonarko mengatakan, selain diberikan cincin dan kalung, pelaku sempat berjanji untuk menikahi dan menjadikan N sebagai istri keduanya.

Korban dirayu menggunakan kalung dan cincin palsu agar mau terus menerus diajak melakukan hubungan badan.

"Setelah memberikan kalung dan cincin palsu untuk merayu korban, pelaku juga bilang ke korban 'kamu mau jadi istri kedua? Saya kan sudah punya istri dan anak'," ucap Wijonarko.

Terbuai dengan janji palsu Ade, N menuruti permintaan Ade untuk melakukan hubungan badan.

Sudah lima kali dicabuli

Perbuatan cabul itu diakui Ade sudah dilakukannya sebanyak lima kali.

"N sudah lima kali melakukan aksi cabulnya pada tanggal 11, 14, 17, 20, dan 23 Januari 2020," ucap Wijonarko.

Wijonarko mengatakan, Ade kerap melakukan aksi cabulnya di rumah N saat situasi rumah tengah sepi, sehingga perbuatan cabulnya tidak diketahui siapa pun.

Baca juga: Pelajar SMA di Bekasi Lima Kali Dicabuli Teman Ayahnya

Kemudian akhirnya pencabulan itu terungkap saat N mengadukan perbuatan Ade ke orangtuanya.

Ade langsung dilaporkan dan ditahan oleh pihak kepolisian.

Batal nikah

Setelah ditahan dan menjalani proses hukum atas perbuatannya, Ade pun mengurungkan niatnya menikahkan N.

"Iya mau nikah rencananya bulan Januari, tapi saya udah menjalani hukum kaya gini, saya tidak mau lagi (nikah dengan N)," ucap Ade kepada wartawan saat dihadapkan oleh polisi di Mapolres Bekasi.

"Kalau hamil, ya udah tanggung jawab sendiri karena saya udah jalani hukuman," tambah Ade.

Ia mengaku sebenarnya tidak benar-benar menyukai N. Ia mendekati N hanya untuk memuaskan hasratnya.

Apalagi, menurut Ade, N sudah tergila-gila menyukai dirinya. N, kata dia, kerap mengungkapkan perasaannya meski tahu Ade telah memiliki istri dan dua anak.

"Sebenarnya saya enggak ada rasa sayang sama si korban, kepuasan aja karena dia duluan yang awalnya ngomong terus," kata Ade.

"Dia bicara sama saya enggak mau jauh dari saya, terus dia tiap malam nangis terus mikirin saya. Saya sempet bilang kenapa mikirin saya, saya udah punya istri," tambah dia.

Korban alami trauma

Atas kasus pencabulan yang dialami, Wijonarko mengatakan, korban mengalami trauma.

Ia khawatir dikucilkan.

"Tentu ada trauma, ini harus ada proses pemulihan kembali. Psikologi anak kan beda, ada yang kuat menahan musibah, ada yang memang tidak mampu sehingga berdampak pada pertumbuhan ke depan," ucap Wijonarko.

Baca juga: Pelajar SMA yang Dicabuli Teman Ayahnya di Bekasi Alami Trauma

Wijonarko mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi untuk mengatasi trauma korban.

Sementara itu, Wakil Ketua KPAD Kota Bekasi Rusham mengatakan, pihaknya akan memberikan bimbingan konseling terhadap korban.

"Untuk kasus ini kami dari KPAD akan melakukan pendampingan dan memberikan bimbingan konseling kepada si korban dan itu sudah menjadi tugas dan kewajiban kami," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com