Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Nurohimah Harus Kuras Tabungan gara-gara Warung Terendam Banjir 5 Kali...

Kompas.com - 27/02/2020, 16:13 WIB
Dean Pahrevi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir yang merendam sejumlah wilayah di DKI Jakarta menimbulkan kerugian yang amat besar bagi para korbannya.

Sejak awal tahun 2020, Jakarta sudah berkali-kali diterjang banjir, baik disebabkan curah hujan yang tinggi maupun air kiriman dari hulu di Bogor.

Banjir tidak hanya menghambat aktivitas normal warga. Banjir juga melumpuhkan perekonomian warga, khususnya bagi warga dengan perekonomian rendah.

Hal itu dirasakan Nurohimah, warga RW 04, Kelurahan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur. Menurut dia, banjir setidaknya sudah lima kali menerjang wilayah rumahnya.

Baca juga: Menderitanya Warga Jakarta, Hilang Pekerjaan karena Cipinang Melayu Banjir 7 Kali

Posisi rumahnya yang berdekatan dengan Kali Sunter membuat rumahnya sudah berulang kali tenggelam akibat banjir setinggi berkisar 2-4 meter.

Banjir tidak hanya menerjang rumahnya, tetapi juga merendam warung nasi berukuran 5 x 5 meter miliknya yang berada di depan rumahnya.

Warung nasi milik Nurohimah, warga RW 04, Kelurahan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, yang diterjang banjir, Selasa (27/2/2020) lalu.KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI Warung nasi milik Nurohimah, warga RW 04, Kelurahan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, yang diterjang banjir, Selasa (27/2/2020) lalu.

"Warung saya kelelep semua, untung saja tidak ambruk. Belum saya bersihkan sampai sekarang, barang-barang semua hanyut. Saya jualan nasi, gado-gado," kata Nurohimah di lokasi, Kamis (27/2/2020).

Baca juga: Demi Cipinang Melayu Tak Lagi Banjir, Warga Pinggir Kali Rela Digusur Asalkan...

Akibat banjir, dirinya sudah tidak berjualan selama satu minggu. Sebab, bahan-bahan untuk berjualan hanyut diterjang banjir.

Hal itu tentu menyulitkan dia serta keluarga karena pendapatan dari berjualan merupakan sumber mata pencariannya.

"Saya makan sehari-hari ya dari warung, suami saya sudah tidak kerja sejak tahun 1998," ujar Nurohimah.

Baca juga: 7 Kali Banjir, Warga Cipinang Melayu Minta Anies Segera Normalisasi Kali Sunter

Untuk sementara waktu, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nurohimah menggunakan uang tabungannya. Sebab, dia tidak mau merepotkan anaknya yang meski sudah bekerja.

"Ya tidak jualan, tidak ada pemasukan, saya sekarang pakai uang seadanya saja. Anak saya kerja, tapi saya tidak mau minta sama dia. Kalau dikasih, saya terima," ujar Nurohimah.

Hingga kini, kondisi rumah milik Nurohimah belum sepenuhnya pulih pascabanjir. Dia dan suami masih membersihkan pakaian dan barang-barang yang selamat dari banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com