Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Tunda Liburan Demi Keselamatan Bersama di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 19/03/2020, 17:45 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

"Enggak apa-apa liburan sekarang tertunda. Gue justru harus lebih aware sama kesehatan, lebih baik tetap di Jakarta sambil memastikan kesehatan orangtua sama keluarga baik-baik saja," tuturnya.

Hal senada juga terjadi pada Setyo Adi. Ia bersama kedua orangtuanya seharusnya berangkat ke Denmark, Eropa pada 14 Maret 2020 lalu.

Mereka akhirnya membatalkan kepergian karena Denmark tiba-tiba dinyatakan lockdown (pembatasan wilayah) pada 12 Maret 2020.

"Jadi aku mau antar bapak ibu berkunjung ke Denmark karena kakak kan kerja di KBRI sana. Tiba-tiba H-2 keberangkatan mengumumkan akan lockdown negara mereka. Waktu itu belum ada larangan kedatangan. Kemudian H-1 keberangkatan mereka melarang penerbangan masuk dan keluar," jelas Adi.

Baca juga: Ini Rincian Kasus Positif Covid-19 di Jakarta, Paling Banyak di Jaksel

Adi merasa sedikit kesal karena rencana ke Denmark sudah disiapkan sejak setahun lalu. Pengurusan visa juga sudah dilakukan sejak bulan Februari 2020.

Visanya baru diperoleh sekitar 7 Maret 2020.

Seluruh rencana selama di Denmark juga telah tersusun rapi. Mulai dari plesiran ke negara lainnya seperti Jerman hingga Belanda.

"Rencananya sih kebanyakan di Denmark saja sama kemarin pengen ke Italia, Jerman, Belanda. Waktu belum ada pengumuman lockdown, kita mengurangi rencana jalan-jalan tadi, jadi cuma di Denmark saja tuh karena takut Covid," ungkap karyawan swasta ini.

Meski begitu, Ia cukup bersyukur karena tidak jadi berangkat pada saat seperti ini. Pasalnya, jika dipaksakan, maka kemungkinan tak akan bisa masuk ke Denmark.

"Tapi jadinya bless in disguise sih. Soalnya bapak ibu sebelumnya sudah was-was gimana ada Corona. Denmark kemarin kan negara aman, enggak kaya Italia. Eh ternyata jadi negara Eropa kedua yang lockdown. Sekarang kondisi di Denmark ya sepi, kalau maksain berangkat juga paling enggak bisa sampai sana," tambahnya.

Rencana ini akhirnya diatur kembali dan kemungkinan Adi beserta keluarga akan berangkat pada Juli 2020, jika penyebaran corona telah sepenuhnya selesai.

Penyebaran virus Corona meluas secara global, termasuk di Indonesia.

Data terakhir yang disampaikan pemerintah Kamis sore, total pasien yang terinfeksi Covid-19 ada 309 kasus.

Kemarin, pemerintah mengumumkan ada 227 kasus Covid-19 di Indonesia. Dengan demikian ada penambahan 82 kasus baru.

Sementara pasien yang meninggal 25 orang dan sembuh 15 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com