Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernikahan Mewah Berujung Sanksi Pencopotan Kapolsek Kembangan dan Kisah di Baliknya

Kompas.com - 03/04/2020, 09:14 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

"Bagaimana tidak marah? Kita beramai-ramai mengampanyekan social distancing dengan segala tagar yang beredar di sosial media dan grup chat keluarga untuk membatasi interaksi, hingga mengancam mata pencarian kita di dalam kondisi seperti ini," ujar salah seorang warga bernama Bintang kepada Kompas.com.

Baca juga: Kapolsek Kembangan Tetap Gelar Resepsi, Warga: Padahal Polisi Bubarin Pesta Pernikahan Warga

Menurut Bintang, yang bekerja sebagai buruh lepas di balik layar panggung grup-grup band, banyak anggota masyarakat terpaksa tak bekerja karena pandemi Covid-19.

Dia bahkan membatalkan sejumlah konser yang dinilai bisa mengundang kerumunan massa. Bintang harus menyambung hidup dengan sisa tabungan yang ada karena pekerjaannya tak memungkinkan berlanjut.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan keputusan Fahrul untuk menggelar pesta pernikahan mewah yang dihadiri banyak tamu undangan.

Salah satu tamu undangan yang hadir adalah Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Berdasarkan foto yang beredar, Gatot tampak menghadiri resepsi, berfoto dengan Fahrul dan istrinya di pelaminan, serta mengenakan kemeja batik warna merah.

Warga lain bernama Christine juga mengecam sikap Fahrul yang menggunggah foto pernikahan mewah ke media sosial.

"Kapolseknya bangga banget di Instagram-nya, sudah tahu lagi (wabah) corona. Ternyata imbauan tegas hanya untuk masyarakat sipil," kata Christine.

Saat ini, akun media sosial Fahrul dan istrinya telah dikunci setelah foto pesta pernikahannya viral dan mengundang kemarahan warganet.

Kisah lain dari tamu undangan

Salah satu tamu undangan pernikahan Fahrul mencoba mengklarifikasi situasi pesta pernikahan saat itu.

Dikutip dari Antara, salah satu tamu bernama Miftahul Munir (30) bercerita, para tamu dicek kesehatannya sebelum masuk ke gedung pesta pernikahan.

Kemudian, panitia penyelenggara pesta pernikahan juga menyediakan hand sanitizer atau penyanitasi tangan bagi para tamu.

Munir mengatakan, panitia penyelenggara kembali mengecek suhu tubuh para tamu dalam radius sekitar 10 meter sebelum memasuki ruangan pesta.

Panitia hanya memperbolehkan tamu dengan suhu tubuh di bawah 37 derajat celsius.

Mereka juga mengimbau tamu undangan untuk tetap menerapkan physical distancing atau kebijakan menjaga jarak fisik sehingga tak bersentuhan atau berdekatan satu sama lain. 

"Kami salaman juga tidak bersentuhan dengan pengantin," ujar Munir.

Sebelum meninggalkan gedung pernikahan, para tamu diharuskan kembali memakai penyanitasi tangan di pintu keluar.

"Pokoknya, ini pernikahan higienis yang pernah saya kunjungi," ujar Munir.

Meski demikian, sanksi sudah dijatuhkan. Kompol Fahrul pun kini harus menjalani hari-harinya di Polda Metro Jaya denga jabatan baru menjadi seorang analis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com