TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Suryadi, sopir bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) terus menatap panjang ke ujung pintu masuk Terminal Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan.
Suryadi hanya bisa berteduh di bagasi bus dari sorotan matahari.
Bantal guling dan gelas plastik berisi kopi yang sejajar dengan asbak rokok menjadi teman sehari-hari.
Ia harus bertahan di tengah sepinya penumpang sebagai dampak semakin meluasnya penyebaran Covid-19.
Baca juga: Aksi Moms UI, Sekelompok Ibu Bagikan Makanan Gratis untuk Mahasiswa Rantau
"Saya di bawah PO Murni Jaya Jakarta-Yogyakarta. Saya sudah tidak berangkat. Terakhir itu Selasa kemarin, bawa cuma 21 penumpang," kata Suryadi, Kamis (3/4/2020).
Kondisi yang dialami Suryadi berapa hari terakhir berbanding terbalik dari beberapa bulan lalu yang selalu mengangkut penumpang.
Bahkan jumlahnya selalu memenuhi 38 bangku yang ada di salam bus. Terlebih saat menjelang bulan Ramadhan.
"Kalau mau puasa itu banyak penumpang. Nanti pertengahan puasa sedang, kemudian jelang Lebaran itu meningkat lagi. Sekarang penumpang 21 orang aja udah sulit banget," kata pria asal Temanggung, Jawa Tengah ini.
Baca juga: Cerita Pasien Covid-19 Pertama di Bekasi Berjuang 20 Hari hingga Sembuh
Suryadi bersama satu sopir lainnya menerima uang Rp 3,2 juta dari pihak PO Murni Jaya setiap harinya.
Itu menjadi biaya Suryadi dan temannya selama menarik penumpang Jakarta-Yogyakarta dan sebaliknya.
Hanya saja, biaya yang diberikan harus dipotong untuk pembelian bahan bakar dan tol selama perjalanan baik pergi maupun pulang.
"Sisa paling Rp 700.000, bagi dua dengan sopir satu, jadi Rp 350.000. Tapi narik terakhir itu Selasa, jadi Rabu kemarin nombok, kemudian makan patungan pakai sisa uang tarikan Selasa," ucapnya.
Baca juga: Polisi Amankan 19 Pemuda yang Berkerumun di Palmerah dan Pasar Rumput
Kini, Suryadi hanya berserah diri pada Tuhan. Ia berharap, virus Corona cepat menghilang agar mata pencahariannya kembali normal.
"Saya tidak ada sampingan. Tidak ngontrak di sini. Saya kan rumah di Temanggung. Tidur ya di bus. Berharap kondisi ini segera berakhir, agar pendapatan saya normal seperti biasa," ujar Suryadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.