Sunadi menjelaskan, warga sangat mengeluhkan adanya penutupan akses utama warga tersebut.
Sebab, jalan itu merupakan akses utama dari permukiman warga menuju jalan besar.
Warga yang hendak melintasi jalur itu bahkan harus memberikan sejumlah uang kepada oknum yang menjaga gerbang jalur itu agar bisa melintas.
"Jalur itu ada yang jaga, kalau sama yang kenal mungkin dikasih lewat. Tapi kalau pedagang, mobil material, mobil sayur, itu tidak bisa masuk. Itu dia pakai bahasa halus "pak, tidak bisa masuk" tapi begitu dilipatin (uang) dikasih baru dibuka," ujar Sunadi.
"Kalau mobil Rp 20.000, kalau motor Rp 5.000. Dia tidak minta langsung, cuman pakai bahasa 'maaf pak tidak bisa lewat pak', begitu," ujar Sunadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.