Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Covid 19, Rencana Kontingensi dan Rentang Komando Pengendalian

Kompas.com - 15/04/2020, 12:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


SETELAH tiga minggu melaksanakan instruksi pemerintah untuk kerja di rumah, pagi kemarin Selasa 14 April 2020, saya terpaksa harus keluar rumah menyelesaikan salah satu kewajiban administrasi sebagai warga negara yang tidak dapat dilakukan dari rumah.

Dalam bayangan saya, setelah berhari-hari mengikuti perkembangan hanya dari televisi dan beberapa WAG di media online, kota Jakarta akan terlihat sepi seperti hari-hari menjelang Lebaran tiba.

Realitanya cukup mengejutkan karena Jakarta tetap ramai, walau tidak sepadat hari kerja biasa tetapi lalulintas tetap ramai.

Pemandangan penunggang motor berboncengan tanpa helm apalagi masker tetap saja masih terlihat walau tidak begitu banyak. Lebih banyak yang tidak berboncengan dan menaati aturan mengenakan helm dan masker.

Toko-toko memang tutup. Beberapa perkantoran terlihat tetap buka seperti biasa namun memang relatif agak sepi.

Intinya adalah belum seluruh warga tampak berpartipasi aktif dalam mematuhi ketentuan Pembatasaan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dicanangkan belakangan ini.

Kesadaran masyarakat dan rentang komando

Ada dua hal penting dalam menghadapi masa kedaruratan seperti yang kita hadapi sekarang ini, yaitu kesadaran masyarakat terhadap situasi darurat dan rentang komando pengendalian dari pihak penguasa.

Mengantisipasi kemungkinan menghadapi masa kedaruratan yang dikenal secara terbatas sebagai Renkon atau rencana kontingensi memang kurang dikenal luas.

Masyarakat umum kurang mengenal dengan baik siklus atau mekanisme dari apa yang disebut rencana kontingensi.

Harus diakui pula bahwa sosialisasi dari Renkon memang masih kurang atau bahkan belum banyak dilakukan.

Mengikuti pemberitaan selama tiga minggu terakhir dan melihat realita di lapangan, maka dapat dikatakan masih ada kesenjangan yang cukup lebar antara pemegang kendali pemerintahan dengan masyarakat luas yang begiat sehari-hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com