JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau para dermawan untuk tidak menyumbangkan zakat atau sedekahnya ke warga yang ada di pinggir jalan.
Menurut dia, fenomena ini biasa terjadi setiap tahun pada bulan Ramadhan.
"Nomor satu, saya ingin mengimbau kepada semua yang ingin bersedekah untuk lakukan melalui jalur yang berbeda tahun ini. Jangan seperti biasa membagikan di jalan," ucap Anies dalam wawancara di GOR Tanah Abang yang disiarkan Kompas TV, Sabtu (25/4/2020).
Menurut dia, tiap bulan Ramadhan memang banyak para dermawan yang hendak berbagi ke mereka yang membutuhkan.
Sebagian dari mereka mengincar warga yang ada di pinggir jalan untuk diberi bantuan.
Baca juga: Setelah 24 Jam di GOR, Tunawisma yang Semula Tidur di Emperan Tanah Abang Akan Dipulangkan
Menurut Anies, hal tersebut malah membuat banyak warga yang memilih tidur di jalan untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Akibatnya, potensi penyebaran Covid-19 malah semakin tinggi.
“Jangan membagikannya sendiri di jalan karena itu merangsang orang berkerumun menunggu pembagian. Nanti Insya Allah sesudah Ramadhan ini akan kita lakukan cara-cara yang lebih baru. Tapi untuk saat ini jangan membagikan di pinggir jalan,” kembali Anies menegaskan.
Anies pun mengimbau masyarakat untuk menyalurkan zakat atau sedekahnya ke badan-badan atau yayasan amal zakat dan sedekah.
“Makanya saya imbau para darmawan yang ingin bersedekah gunakan badan amal zakat untuk membagikannya. Jangan membagikan sendiri di jalan,” ucap Anies.
Baca juga: Dinsos Jakpus: Mayoritas Mereka yang Tidur di Emperan Tanah Abang Manfaatkan Bulan Ramadhan
Sebelumnya, sejumlah warga mengaku terpaksa tinggal dan tidur di emperan kawasan Pasar Tanah Abang karena tidak lagi mampu membayar sewa kontrakan atau indekos.
Mereka kehilangan pekerjaan juga penghasilannya karena tempat mereka bekerja ditutup akibat dari mewabahnya Covid-19.
Salah satunya adalah Reza, bekas karyawan toko yang sudah hampir satu bulan tidur di trotoar Pasar Tanah Abang.
"Saya pedagang ikut orang juga di Kota Tua dagang jilbab gitu, karena keadaan corona ini juga pengunjung kurang dan juga peraturan dari pemerintah juga toko enggak boleh buka, ya sudah tutup," ujarnya dalam wawancara yang disiarkan Kompas TV, Kamis (23/4/2020).
Dia terpaksa menggelandang karena tidak lagi mampu membayar indekos semenjak tempat kerjanya tutup akibat mewabahnya Covid-19.
Baca juga: Pemkot Jakpus: Tunawisma yang Menggelandang di Emperan Tanah Abang Mayoritas Bukan Warga Jakarta