Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapasitas Laboratorium PCR di Depok Rendah, Hasil Uji Swab Baru Keluar 5-7 Hari

Kompas.com - 05/05/2020, 06:45 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Volume tes Covid-19 berbasis metode PCR (polymerase chain reaction) di Kota Depok disebut kian besar per harinya, sehingga diperlukan penambahan laboratorium uji PCR.

Wali Kota Depok Mohammad Idris menyampaikan, sejauh ini Depok masih mengandalkan laboratorium terpadu Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) sebagai laboratorium pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR.

Namun, kapasitas pengujian di laboratorium RSUI yang mencapai 100-140 sampel per hari rupanya tak sebanding dengan jumlah sampel yang harus diuji setiap harinya.

"Ternyata memang sampel (untuk diuji PCR) banyaknya bisa ribuan. Maka, sekarang antrean (uji PCR) semakin banyak juga. Hasilnya sekarang bisa 5-7 hari baru keluar," jelas Idris dalam jumpa pers di Balaikota Depok, Senin (4/5/2020).

Baca juga: UPDATE Covid-19 Depok 4 Mei: Tambah 2 Kasus Positif, OTG 915 Orang

Semakin gemuknya volume sampel yang harus diuji dengan metode PCR terjadi karena rapid test (uji cepat) juga kian masif.

Sebagai informasi, hasil reaktif alias positif versi rapid test belum dapat dikonfirmasi positif Covid-19, karena hasil rapid test tidak 100 persen akurat.

Seseorang yang reaktif rapid test diharuskan melakukan uji swab (pengambilan sampel lendir tenggorokan) untuk diteliti di laboratorium dengan metode PCR.

Uji swab menjadi langkah verifikasi guna memastikan seseorang positif atau negatif Covid-19.

Di Depok, rapid test kian masif dilakukan namun verifikasinya lewat uji PCR terhambat karena kapasitas laboratorium yang ada tak sebanding.

Baca juga: KCI: Tiga dari 325 Penumpang KRL Jakarta-Bogor Positif Covid-19

Apalagi, laboratorium PCR di Jakarta juga disebut mengalami masalah serupa, yakni terdapat antrean sampel yang panjang.

Idris mengumumkan, sejauh ini pihaknya sudah melakukan 8.577 rapid test dan akan terus ditingkatkan seiring berjalannya waktu.

"Pelaksanaan contact tracing dan penyelidikan epidemiologi dilakukan pada semua kasus, baik kasus konfirmasi (positif Covid-19), PDP, ODP, maupun OTG, termasuk tenaga kesehatan. Kita percepat dengan melakukan PCR dan rapid test," jelas dia.

Ke depan, rencananya Depok akan mempersiapkan dua lokasi lain yang bisa melakukan uji laboratorium berbasis PCR untuk kasus Covid-19, yakni Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Depok serta RSUD Kota Depok.

Baca juga: Pelanggar PSBB Bogor Mengamuk ke Petugas: Membandingkan Aturan dan Logika Pengemudi

Akan tetapi, Idris belum dapat memastikan kapan laboratorium itu siap dipakai untuk uji PCR.

"Labkesda dalam proses pemberian alat PCR, mudah-mudahan pekan ini atau pekan depan sudah ada alatnya. RSUD juga insya Allah berjalan," ujar dia.

Sebagai informasi, data terbaru per Senin (4/5/2020), sudah terdapat 311 kasus positif Covid-19 di Depok, 44 orang di antaranya dinyatakan sembuh, sementara 18 orang lainnya meninggal dunia.

Angka kematian itu belum menghitung kematian 54 suspect yang sejak 18 Maret 2020, tak kunjung dikonfirmasi positif atau negatif Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan RI.

Selain itu, terdapat 792 pasien yang saat ini masih diawasi terkait kemungkinan terjangkit Covid-19 di Depok.

Di luar itu, ada 1.842 ODP aktif serta 915 OTG aktif yang saat ini dipantau karena kemungkinan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com