Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Tangerang Menanti Bansos Tas Jinjing Bertuliskan Bantuan Presiden

Kompas.com - 07/05/2020, 09:20 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tangerang masih menanti bantuan sosial (bansos) Covid-19 yang dijanjikan pemerintah pusat.

Meskipun sudah beberapa kali diundur, tak ada pilihan lain selain menanti janji pemerintah pusat yang rencananya akan memberikan bantuan untuk 75.911 kepala keluarga (KK) terdampak Covid-19 di Kota Tangerang.

"Harusnya (bantuan) pusat (didistribusikan) tanggal 20-21, tapi diundur lagi tanggal 25. Saya juga enggak ngerti kenapa," kata Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah Selasa (21/4/2020) lalu.

Setelah janji tanggal 21 April dibatalkan, janji pencairan bantuan sosial pada 25 April juga ternyata nihil.

Baca juga: Puluhan Ribu Calon Penerima Bansos di Kota Tangerang Dinyatakan Tidak Layak

Bantuan untuk puluhan ribu KK terdampak Covid-19 di Kota Tangerang dari pemerintah pusat kian tak jelas.

Tak ada tanggal pasti pencairan bantuan sosial, padahal penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Tangerang sudah masuk tahap kedua.

PSBB sendiri membatasi gerak masyarakat untuk berinteraksi dan memutar roda perekonomiannya secara mandiri sehingga dinilai bansos sangat diperlukan bagi warga yang ekonominya terdampak pada kegiatan PSBB.

Penundaan kembali setelah 2 kali ditunda

Arief kembali mendapat janji dari pemerintah pusat bahwa pencairan bansos untuk wilayah yang dia pimpin dipastikan akan disalurkan pada 4 Mei.

Namun, lagi-lagi bantuan sosial yang dijanjikan pemerintah pusat di Kota Tangerang tak kunjung hadir di tengah masyarakat Kota Tangerang yang sedang menjalani PSBB tahap dua.

Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial Kota Tangerang Hilman memastikan bansos dari pemerintah pusat belum disalurkan hingga Rabu (6/5/2020).

Hilman sendiri tak mendapat informasi dan kejelasan kapan kepastian bansos dari pemerintah pusat bisa dicairkan.

Baca juga: Dijanjikan Cair 4 Mei, Warga Tangerang Tak Kunjung dapat Bansos dari Pemerintah Pusat hingga Kini

Dia hanya mendapat informasi skema penyaluran dari pemerintah pusat yang tidak melibatkan Pemkot Tangerang.

Dari Inspektorat Kementerian Sosial, kata dia, akan dikirim langsung ke RT RW melalui PT Pos Indonesia.

Namun, hingga hari kedua sejak janji pencairan Bansos dari Pusat, belum ada informasi soal pendistribusian tersebut.

"Dinsos Kota Tangerang (akan) mencocokan antara data yang ada dan penerima," kata Hilman.

Bantuan sosial harus menunggu pusat

Janji bantuan sosial dari pemerintah pusat ternyata berpengaruh terhadap penyaluran bantuan sosial dari pemerintah daerah tingkat dua.

Pemkot Tangerang sendiri sudah menganggarkan bantuan untuk KK terdampak, namun tak bisa disalurkan karena tak boleh melangkahi bantuan dari pemerintah pusat.

"Masalahnya kami enggak bisa ngasih, (padahal) kami sudah anggarkan (untuk) 85.000 KK. Cuma masalahnya kami enggak bisa ngasih kalau provinsi dan pusat belum ngasih," ujar Arief.

Arief mengatakan, warga terdampak Covid-19 di Kota Tangerang yang terdata kurang lebih sebanyak 161.000 KK.

Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Banten sudah menyanggupi akan memberikan bantuan untuk ratusan ribu KK terdampak.

"Di Kota Tangerang itu ada 86.000 KK datanya (ditanggung) sama provinsi, dari (tanggungan) pusat itu 75.911. Nah yang pusat bantuan sembako, kalau provinsi ngasih uang," ujar Arief.

Terkendala tas bertuliskan bantuan presiden

Tas kain yang digunakan untuk mengemas bansos paket sembako dari pemerintah pusat.Dok Mensos Tas kain yang digunakan untuk mengemas bansos paket sembako dari pemerintah pusat.

Usut punya usut, keterlambatan penyaluran bantuan sosial tersebut ternyata disebabkan oleh tas jinjing yang akan digunakan untuk penyaluran bantuan yang belum siap.

Menteri Sosial Juliari Batubara mengakui distribusi bantuan sosial berupa paket sembako sempat tersendat karena persoalan kemasan.

Meski paket sembako sudah tersedia, namun terjadi keterlambatan dalam produksi tas jinjing yang digunakan untuk mengemas sembako.

Baca juga: Ketua Komisi VIII: Kenapa Harus Pakai Tas yang Ada Tulisan Bantuan Presiden?

"Awalnya iya (sempat tersendat) karena ternyata pemasok-pemasok (tas) sebelumnya kesulitan bahan baku yang harus impor," kata Juliari.

Tas tersebut berwarna merah putih bertuliskan "Bantuan Presiden RI Bersama Lawan Covid-19".

Terdapat pula panduan singkat untuk menghadapi virus corona seperti menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kontak fisik, hingga larangan mudik.

Di bagian atas ada logo Presiden Republik Indonesia dan di bagian bawah logo Kemensos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com