Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Penumpang KRL Positif Covid-19, Pemkot Depok Didesak Gelar Tes Swab Besar-besaran

Kompas.com - 08/05/2020, 13:41 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Depok, Alif Noeriyanto menilai operasional kereta rel listrik (KRL) kemungkinan membawa banyak orang tanpa gejala (OTG) positif Covid-19.

Sebelumnya, 6 dari 600-an penumpang KRL lintas Bogor dan Bekasi diketahui positif Covid-19 setelah dilakukan tes swab massal beberapa hari lalu.

"Kita belajar dari kasus Jakarta, Singapura, soal klaster KRL. Itu (6 penumpang KRL positif Covid-19) berarti kan bisa banyak orang di klaster KRL yang kena," ujar Alif ketika dihubungi pada Jumat (8/5/2020).

Hal ini, kata dia, menjadi bukti bahwa tes massal Covid-19 di tempat-tempat umum sangat penting dilakukan guna memperoleh data riil kasus Covid-19 di lapangan.

Baca juga: 6 Penumpang KRL Positif Covid-19, Depok Segera Gelar Tes Swab Massal

Alif mengungkapkan, pemerintah maupun warga tidak perlu resah jika akibat masifnya tes Covid-19, angka positif Covid-19 melonjak drastis.

Justru, berbekal data riil soal tingginya kasus Covid-19 yang selama ini tak terdeteksi, pemerintah bisa menempuh kebijakan yang lebih efektif untuk menangani pandemi.

"Kasus di Singapura, dengan screening massal yang masif, karantina yang baik, jumlah kasus banyak, tapi jumlah kematian sedikit dan jumlah sembuh banyak. Artinya memang kita tidak perlu takut dengan jumlah positif yang banyak," kata Alif.

"Tidak apa-apa, karena kita bisa tahu dan bisa memetakan orang-orangnya (positif Covid-19). Ketika dipetakan, kita tahu titik-titiknya. Ketika tahu di mana titik-titiknya, kita bisa kunci (isolasi)," jelas dia.

Khusus Kota Depok, di atas kertas, bisa saja terdapat 100.000 orang positif Covid-19 dari total 2,4 jutaan penduduk Depok saat ini.

Baca juga: Grafik Kasus Harian Covid-19 di Depok Selama 3 Pekan PSBB

Perhitungan ini hanya perhitungan kasar, merujuk pada angka infection rate Covid-19 di seluruh dunia sekitar 4 persen dari total populasi.

Maka, ia kembali menekankan soal pentingnya tes massal saat ini.

Dengan catatan, tes massal dilakukan dengan metode swab PCR yang akurasinya 90 persen, bukan semata rapid test yang akurasinya 30 persen dan membutuhkan verifikasi ulang.

Apabila hal ini terus-menerus ditunda oleh pemerintah, Alif khawatir masa puncak pandemi yang diperkirakan terjadi pada Mei ini akan mundur hingga Juni karena keterlambatan deteksi kasus.

"Ini hitungan secara umum. Artinya kalau mau frontal, ayo," desak Alif.

"Idealnya, kalau mau uji swab serentak, 10 persen dari total penduduk Depok, artinya 240.000 orang dites massal. Kita dapat angka di situ, kemudian kita lacak klasternya untuk diisolasi sehingga akan aman," tambah dia.

Baca juga: Dilema Para Pengguna KRL, Semakin Khawatir Setelah 6 Penumpang Positif Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com