Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Alat Canggih untuk Periksa Covid-19, RS Brimob Beri Angin Segar untuk Depok

Kompas.com - 12/05/2020, 05:53 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Penambahan kapasitas laboratorium pemeriksaan Covid-19 berbasis polymerase chain reaction (PCR) semakin penting, seiring terus meningkatnya temuan kasus Covid-19 di daerah-daerah.

Maka, inisiatif setiap daerah untuk menambah laboratorium pemeriksaan Covid-19 ibarat membawa angin segar.

Dengan kian banyaknya jumlah laboratorium, maka pemeriksaan Covid-19 tak perlu lama mengantre.

Baca juga: RS Brimob Kelapa Dua Kini Bisa Lakukan Tes Covid-19 Berbasis PCR

Hasilnya bisa lebih cepat diumumkan, sehingga rumah sakit bisa mengambil tindakan cepat yang diperlukan pada pasien, merawatnya sesuai prosedur Covid-19 apabila positif, atau memulangkan, memindahkannya ke ruang perawatan lain seandainya negatif.

Di Depok, angin segar itu mulai berembus. Salah satu rumah sakit milik negara di Depok, Jawa Barat yang didedikasikan untuk penanganan Covid-19, RS Bhayangkara, Brimob, Kelapa Dua, disebut telah menerima dua unit alat PCR yang diklaim cukup canggih.

Diklaim sanggup tes 200 sampel per hari

RS Brimob menerima dua alat PCR baru ini pada Rabu (6/5/2020) lalu, dari pimpinan Korps Brimob.

Keduanya telah diuji coba pada Sabtu (9/5/2020) lalu untuk meneliti sampel swab lendir tenggorokan pasien Covid-19.

Wakil Direktur RS Brimob Kompol Arinando mengklaim, dua unit alat PCR yang baru diterima ini disebut sebagai TCM, kependekan dari tes cepat molekuler.

"PCR ada yang manual, butuh 5 sampai 6 jam untuk hasilnya keluar. Kalau TCM ini hanya butuh 45 menit," kata Arinando ketika dihubungi Kompas.com pada Senin (11/5/2020).

Masih kata Arinando, kedua alat PCR yang mereka miliki dapat menguji setidaknya delapan sampel sekaligus dalam 45 menit.

Baca juga: Alat Tes PCR di RS Brimob Depok Diklaim Bisa Hasilkan 200 Pemeriksaan Sehari

Di atas kertas, ia meyakini bahwa kedua alat PCR anyar di RS Brimob tersebut sanggup memeriksa sekitar 200 sampel per hari.

Di samping menerima dua alat PCR, Arinando mengatakan bahwa pihaknya juga menerima kelengkapan pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR lain, seperti alat swab (pengambilan sampel lendir tenggorokan), virus transfer media (VTM), cartridge, dan lain-lain sebanyak 2.000 paket.

Kabar baik?

Meski punya kapasitas tes Covid-19 yang diklaim cukup besar, RS Brimob disebut belum menjadi laboratorium rujukan pemerintah untuk pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR.

Arinando berujar, untuk dijadikan sebagai laboratorium rujukan pemeriksaan PCR, pihaknya butuh izin dari pemangku kepentingan terkait di level kota dan provinsi.

Alhasil, kapasitas tes sebesar itu hanya dipakai sementara ini untuk pemeriksaan "internal" pasien yang dirawat di RS Brimob, yang jumlahnya menurut Arinando tak sampai 80 pasien saat ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com