Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI: Kasus Covid-19 di Depok Masih Fluktuatif, Bukan Melandai

Kompas.com - 15/05/2020, 12:45 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto menganggap bahwa tren kasus Covid-19 di Depok, Jawa Barat, terlalu prematur jika disebut melandai.

Sebelumnya, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengumumkan bahwa pada PSBB tahap II, rata-rata pertambahan kasus Covid-19 per hari berkurang ketimbang saat PSBB tahap I maupun sebelum PSBB.

Menurut Alif, berkurangnya pertambahan harian itu bisa jadi hanya tren sementara.

"Menurun bisa karena memang menurun, tapi juga bisa karena pemeriksaan belum banyak, sehingga hasilnya masih segitu-segitu saja," tutur dia ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (15/5/2020) pagi.

"Kalau kita pantau di Depok, beberapa RS memang mengalami penurunan okupansi pasien. Tapi, tidak bisa dilihat begitu saja. Bisa karena sekarang banyak rumah sakit yang handle, jadi sudah tidak sepadat dulu. Menurut kami, ini masih fluktuatif," jelas Alif.

Baca juga: Gubernur Banten Menyesalkan Penumpukan Calon Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta

Agar angka kasus yang didapat bisa lebih tepercaya, ia menganggap, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok mestinya memperbanyak pemeriksaan.

Idealnya, lanjut Alif, pemeriksaan dilakukan terhadap 10 persen jumlah penduduk. Itu berarti, ada sekitar 240.000 warga Depok yang harus dites.

Masalahnya, hingga saat ini, Kota Depok masih mengandalkan satu-satunya laboratorium rujukan pemeriksaan Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).

Sampai sekarang, baru laboratorium RSUI yang telah ditetapkan pemerintah sebagai laboratorium rujukan resmi pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR.

Baca juga: Kronologi Polisi Gadungan Diduga Culik 2 Anak di Depok, Pura-pura Tindak Pelanggaran PSBB

Beberapa rumah sakit lain sebetulnya sudah memiliki mesin PCR, namun hingga sekarang masih dalam proses perizinan.

"Progresnya akan membaik karena kita akan punya sedikitnya 5 mesin PCR yang masuk ke sistem Gugus Tugas. RS Brimob 2, RSUI 1, dan Labkesda 2. Yang di RS Brimob sudah datang tapi belum ditetapkan karena masih izin provinsi segala macam. Kalau yang di Labkesda tinggal menunggu alatnya datang," jelas Alif.

"Di RS Arafik, Citra Medika Cisalak juga sudah ada tapi belum ditetapkan juga. Kalau mau jumlah total, kita bisa punya 8 mesin PCR ditambah RSUD Kota Depok," tambah dia.

Seandainya seluruh potensi pemeriksaan laboratorium berbasis PCR di Depok dikerahkan, jumlah kasus Covid-19 justru diprediksi naik.

Baca juga: Remaja Pembunuh Bocah di Sawah Besar adalah Korban Pelecehan Seksual, Kini Hamil 3,5 Bulan

Angka kasus bisa semakin besar karena akan ada banyak tambahan kasus baru dalam waktu singkat -- kasus-kasus yang selama ini lama terdeteksi karena minimnya kapasitas tes.

Data terbaru per Kamis (14/5/2020), Kota Depok mencatat 369 warganya positif Covid-19, 67 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 21 orang lainnya meninggal dunia.

Angka kematian tersebut belum menghitung 66 kematian suspect/pasien dalam pengawasan (PDP) yang tak kunjung dikonfirmasi Kementerian Kesehatan RI sejak medio Maret 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com