Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Pandemi Covid-19 di Depok Diprediksi Juni, Epidemiolog Harap PSBB Jangan Longgar

Kompas.com - 20/05/2020, 15:53 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko berpendapat bahwa kasus Covid-19 di Depok masih akan menanjak hingga lebih dari sebulan ke depan.

"Perkiraan akhir Juni atau akhir Juli. Paling cepat akhir Juni," ujar Tri ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (20/5/2020).

Berdasarkan data epidemiologis yang ia himpun, kasus Covid-19 di Kota Depok masih belum melambat. Potensi penularan masih amat mungkin terjadi di lapangan.

Besar kemungkinan kasus Covid-19 belum seluruhnya terungkap, karena kapasitas tes Covid-19 di Depok belum maksimal dan pemerintah kian sulit melacak kontak orang dalam pemantauan (ODP) karena banyaknya jumlah kasus positif.

Baca juga: UPDATE 19 Mei: Depok Tambah 4 Kasus Positif Covid-19, Salah Satunya dari Jakarta

Oleh karenanya, Tri mengaku tak sepakat apabila Depok berencana melonggarkan PSBB dalam waktu dekat.

Sebab, tanpa dilonggarkan saja, PSBB di Depok juga cukup longgar.

Buktinya, kelompok usia yang paling banyak terpapar Covid-19 di Depok ialah kelompok usia produktif di bawah 49 tahun.

Hal itu mengindikasikan bahwa kelompok usia produktif pun selama PSBB masih beraktivitas di luar dan tertular.

Baca juga: Pengidap Covid-19 di Depok Didominasi Kelompok Usia Produktif

Mengenai rencana pemerintah pusat menerapkan new normal, kata Tri, ia juga ragu bila hal itu dapat berjalan baik.

Warga Depok dinilai belum punya budaya new normal yang mengharuskan setiap individu mematuhi protokol kesehatan yang ketat ketika beraktivitas.

"Masyarakatnya belum berbudaya new normal. Contoh, pakai masker ke mana-mana. Kira-kira cuma 70 persen yang taat pakai (masker)," kata Tri.

"Kalau kita (Depok) ikut-ikutan dibuka lebih cepat, ya bisa akhir Juli baru mencapai puncaknya. Karena kalau dibuka akan menjadi lambat penyelesaiannya," jelas dia.

Sebagai informasi, kasus positif Covid-19 per Selasa (19/5/2020) telah mencapai 431 orang, 102 di antaranya dinyatakan sembuh.

Namun, Kota Dpeok mencatat total 89 kematian yang berkaitan dengan Covid-19, yakni korban meninggal berstatus positif Covid-19 sebanyak 21 orang dan korban meninggal berstatus suspect (diduga terjangkit) Covid-19 sebanyak 68 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com