JAKARTA, KOMPAS.com - Hari raya Idul Fitri tahun ini akan berbeda karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Berbagai tradisi Lebaran yang biasa dilakukan tiap tahun mungkin tidak bisa dijalani tahun ini.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta telah memberikan imbauan-imbauan kepada warga Jakarta untuk menyambut Lebaran di tengah pandemi.
Pada intinya, MUI mengajak masyarakat untuk berlebaran sambil mematuhi aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
MUI DKI Jakarta menyerukan imbauan untuk tidak mengadakan takbir keliling menjelang hari Raya Idul Fitri nanti.
Seruan tersebut diterbitkan MUI DKI Jakarta dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) DKI Jakarta dalam seruan bersama tentang pelaksanaan shalat Idul Fitri 1441 Hijriah.
Baca juga: MUI Imbau Masyarakat untuk Tidak Ziarah ke Makam saat Idul Fitri
"Takbiran agar dilaksanakan di masjid/mushala dengan menggunakan pengeras suara dan tidak melaksanakan takbir keliling," demikian bunyi seruan bersama tersebut, Minggu (17/5/2020).
Seruan itu ditandatangani Ketua Umum MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar dan Ketua Pimpinan Wilayah DMI DKI Jakarta Ma'mun Al Ayyubi.
Dalam seruan itu, MUI dan DMI DKI Jakarta juga meminta masyarakat untuk menggelar shalat Idul Fitri 1441 Hijriah bersama keluarga di rumah.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan yang dapat menyebabkan risiko penularan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
"Shalat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan berjemaah di masjid atau di lapangan, agar dilakukan bersama keluarga di rumah," demikian lanjutan seruan bersama itu.
Baca juga: Masyakarat Nekat Berkerumun demi Baju Lebaran, MUI: Haram Hukumnya
Munahar pun juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya para umat muslim untuk tidak melakukan ziarah kubur saat Lebaran nanti.
Senada dengan imbauan-imbauan sebelumnya, MUI DKI Jakarta sengaja menerapkan peraturan agar masyarakat terhindar dari risiko penularan virus Covid-19.
"Kondisi Jakarta saat ini kan masih belum aman dari wabah virus Covid-19, karena itu saya minta sampaikan kepada masyarakat agar ditahan dulu ziarahnya," kata Munahar.
Sebagai pengganti ziarah kubur, Munahar pun menyarankan kepada masyarakat melantunkan doa-doa dan ayat-ayat suci Al-Quran di rumah masing-masing.
"Ziarah itu tidak harus kita datang langsung (ke tempat pemakaman), dari rumah pun bisa dengan berdoa," imbuhnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.