JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pedagang di pasar tradisional di Jakarta positif terpapar Covid-19 dalam beberapa hari terakhir ini.
Sejumlah pasar tradisional pun terpaksa ditutup untuk sementara waktu.
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasruddin, membantah jumlah kasus positif Covid-19 di pasar-pasar tradisional itu meningkat karena dampak ramainya pasar saat Lebaran lalu.
"Enggak bisa, walaupun itu potensi keramaian itu tetap pasti akan bisa ada, tetapi bukan karena itu," ucap Arief, Kamis (18/6/2020).
Menurut dia hal itu kemungkinannya kecil terjadi. Soalnya, kata dia, Lebaran sudah lama berlalu jika dikaitkan dengan munculnya kasus Covid-19 saat ini.
Arief membandingkan dengan masa inkubasi virus yang berlangsung 14 hari.
"Kalau misalkan habis Lebaran kita sudah lewat berapa hari. Ketika dia kena virus Covid biasanya dia lamanya dua minggu kan di dalam tubuh," ujar dia.
Banyaknya pedagang yang tertular ini, kata Arief, bisa saja bukan terjadi di pasar tetapi di tempat lain.
"Bisa jadi kenanya enggak di pasar, bisa di luar kemudian karena pedagang pasar saat itu dia enggak tahu kalau itu adalah gejala, dia pikir biasa aja, dia jualan seperti biasa. Jadi kan kita gak pernah tahu kenanya di pasar atau di luar karena dia bergaul, kita tidak tahu," ujar Arief.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono, pada Kamis pekan lalu mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta sejak Senin awal pekan itu diduga kuat merupakan akibat dari bertambahnya aktivitas warga di luar rumah jelang Lebaran akhir Mei 2020.
Baca juga: Lacak Kasus Covid-19 di Pasar, Puskesmas Johar Baru Uji Swab 92 Pedagang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.