Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2020, 05:25 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Malam itu, kuliner Bubur Ayam Barito di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta tampak lengang.

Meja-meja makan biasanya yang dipenuhi oleh penikmat bubur, kini hanya berisi setengahnya dari kapasitas normalnya. Pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan masyarakat berwisata kuliner.

Selasa (7/8/2020) sekitar pukul 20.30 WIB, saya mencoba untuk menyantap kuliner bubur ayam Barito untuk kali pertama di masa pandemi Covid-19.

Perut sudah keroncongan. Setang motor terpaksa harus berbelok dulu ke arah Jalan Barito sebelum pulang ke Depok.

Baca juga: Update 8 Juli: Kasus Covid-19 di Jakarta Tambah 344, 54 di Antaranya WNI yang Pulang dari Luar Negeri

Begitu tiba di depan bubur ayam Barito, spanduk imbauan memakai masker menyambut saya.

Spanduk tersebut bertuliskan, "Kawasan Wajib Masker. Anda tidak akan kami layani selama anda tidak menggunakan masker".

Di era pandemi, masker adalah salah satu hal terpenting untuk mencegah penularan Covid-19. Saya tentu akan melaksanakan imbauan memakai masker. Semua demi kebaikan bersama.

Spanduk Kawasan Wajib Masker di kuliner Bubur Ayam Barito, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (7/7/2020) malam.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Spanduk Kawasan Wajib Masker di kuliner Bubur Ayam Barito, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (7/7/2020) malam.

Tak perlu lama untuk mendapatkan meja malam itu. Biasanya, area kuliner Bubur Barito akan penuh jam-jam setelah waktu Isya. Sebelum masa pandemi, dijamin akan kesulitan tempat duduk di jam-jam tersebut.

"Pengunjung saat ini dibatasi 50 persen. Meja-meja sudah dipasang tanda X. Berdasarkan tanda X, satu meja hanya tiga orang," kata seorang pedagang.

Baca juga: Masih Ada Empat Zona Merah Covid-19 di Jakarta Barat

Saya mencoba memesan seporsi bubur ayam. Pedagang bubur ayam terlihat memakai masker tetapi tak memakai sarung tangan dan face shield. Panduan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tak diterapkan.

Meski demikian, hampir semua pedagang dan pelayan memakai masker. Pedagang juga mengaku patuh terhadap pembatasan jumlah pengunjung di area kuliner Bubur Barito.

"Kami tak membolehkan lebih dari tiga orang di satu meja. Kami ikut peraturan pemerintah," ujarnya.

Tanda X di meja yang ada di area kuliner Bubur Ayam Barito, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (7/7/2020) malam.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Tanda X di meja yang ada di area kuliner Bubur Ayam Barito, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (7/7/2020) malam.

Sekitar 20 menit kemudian, bubur ayam datang. Pelayan mengantarkan dan meletakkan semangkuk bubur di meja.

Di meja, kecap manis, kecap asin, sambal, dan lada masih tetap ada. Garpu dan sendok tertutup sudah ditutup menggunakan tisu.

Di masa pandemi, Bubur Ayam Barito terasa nikmat. Rasanya tetap gurih dan mengenyangkan. Taburan pelengkap berupa cistik yang renyah, potongan daging ayam, daun bawang, seledri, tongcai, dan cakwe menutupi bubur di mangkok. Telur ayam kampung setengah matang tersembunyi di dalam bubur.

Baca juga: Kuliner Malam di Mangga Besar Jakarta, Mampir ke 3 Tempat Makan Chinese Food Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com