Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Korban Pencabulan Pejabat Gereja di Depok: Anak Saya Dicabuli 4 Kali

Kompas.com - 14/07/2020, 07:02 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com – “Kalau saya tidak ingat anak saya, saya tidak tahu lagi. Saya habisi kali dia di situ. Tapi saya harus kuat, saya harus tahan emosi,” ungkap ayah salah satu anak korban pencabulan oleh SPM, tersangka predator seksual anak yang sempat aktif di Gereja Paroki Santo Herkulanus Depok, Jawa Barat.

Demikian Guntur (bukan nama sebenarnya), sedang bercerita mengenai suatu momen pertemuan antara ia sebagai orangtua korban, difasilitasi sejumlah pejabat Gereja Herkulanus, dengan SPM di Ciawi, Bogor, pada 6 Juni 2020.

Guntur mengaku nyaris tak kuasa menahan amuknya terhadap SPM kala itu.

“Saya sampai keluar ruangan itu, karena saya ngeri saya pukul dia, saya apain dia, dan akhirnya bisa berbalik ke saya. Saya sampai keluar, saya masuk kamar mandi, seperti orang gila saya teriak,” kata dia ketika berbincang dengan Kompas.com, Minggu (12/7/2020).

SPM saat itu sudah dilaporkan ke Polres Metro Depok atas dugaan pencabulan terhadap anak-anak di kegiatan misdinar Gereja Herkulanus, di mana ia berperan sebagai pembina kegiatan tersebut.

Baca juga: Begini Awal Kasus Pencabulan Anak oleh Pengurus Gereja di Depok Terungkap

Namun, SPM belum ditahan polisi hari itu. Pihak korban dan tim investigasi internal gereja belum punya cukup bukti untuk mengirimnya ke sel tahanan waktu itu.

Mekanisme perundangan di Indonesia yang belum berpihak pada korban kekerasan seksual, memaksa pihak korban mencari cara agar dapat menemukan barang bukti kasus kekerasan seksual. Padahal, tidak mudah menemukan barang bukti untuk kasus semacam itu.

Pertemuan Guntur dengan SPM di Ciawi, di mana SPM akhirnya mengakui bahwa ia pernah mencabuli 11 anak yang ia bina di kegiatan misdinar, akhirnya menjadi salah satu barang bukti untuk disodorkan ke kepolisian.

“Saya mau pelaku dihukum berat,” ucap Guntur.

Pengakuan

Pelaporan SPM oleh Guntur menjadi gerbang bagi terkuaknya kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh SPM terhadap anak-anak di kegiatan misdinar yang ia bina di Gereja Herkulanus, bahkan sejak awal 2000-an.

Guntur tidak begitu saja tahu mengenai kasus yang menimpa anaknya. Seorang eks misdinar di gereja tersebut lah, orang yang pertama kali mencium gelagat tak beres SPM terhadap anak Guntur.

Eks misdinar tersebut menitip pesan kepada salah satu orangtua anggota misdinar, agar memberitahu Guntur, jangan-jangan anaknya diperlakukan tak senonoh oleh SPM.

Baca juga: Pria yang Cabuli Anak-anak di Lingkungan Gereja di Depok Diduga Beraksi Sejak 2006

“Dia curiga sebetulnya sudah lama, tapi tidak menyangka sampai sejauh itu. Dia curiga, pelaku ini suka memangku anak-anak. Anak saya lebih (terlihat) sering bersama dengan pelaku,” ungkapnya.

22 Mei 2020. Guntur merintis jalan dengan menanyakan beberapa hal untuk menyinggung kemungkinan anaknya dicabuli oleh SPM. Sulit sekali mengemukakan pertanyaan jenis untuk anaknya yang berusia 13 tahun.

Sungguh bukan pertanyaan yang mudah. Istrinya dapat peran bicara empat mata dengan anaknya. Guntur percaya, anaknya akan lebih terbuka terhadap bundanya.

“Pertama, pengakuannya dipegang beberapa kali kemaluannya. Kami sudah syok di situ. Kami diam dulu tidak berani tanya yang lebih panjang,” ujar Guntur.

“Sejam lebih, ia ternyata mengaku dioral kemaluannya, oleh pelaku, beberapa kali,” tambahnya.

“Saya stop di situ. Saya tidak berani tanya lagi. Saya takut anak saya down atau bagaimana.”

Baca juga: Anak-anak Korban Pencabulan di Gereja di Depok Diduga Dikondisikan agar Tak Merasa Dicabuli

Guntur mengaku tak bisa tidur malam itu. Dadanya serasa ditiban beban yang tak pernah ia sangka sebelumnya.

Keesokan hari, anaknya kembali membuat pengakuan kepada ayah dan bundanya.

“Ternyata dia dipaksa lagi (oleh pelaku). Kemaluan pelaku ditempelkan ke kemaluan anak saya. Itu dilakukan pelaku sampai klimaks,” ujar Guntur.

Tiga pengakuan dari anaknya dalam tempo tak sampai berapa lama itu tak ubahnya peluru yang ditembakkan bertubi-tubi dan bersarang telak di kepalanya.

Guntur mengaku, sejak itu, ia mengalami depresi setiap kali lamunan mengantarnya pada kebejatan SPM, tersangka predator seksual anak itu, terhadap anaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com