Namun, karena kondisinya terus memprihatinkan, Frans dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk mendapatkan penangan yang serius.
"Sampai di UGD kemudian dilakukan tindakan prosedur sesuai SOP yang ada karena kondisinya semakin lemah dibawa ke ruang ICU. Di sana dilakukan tindakan-tindakan sebagaimana upaya menyiapkan untuk mempertahankan kehidupan seseorang," ujar Umar.
Baca juga: Polisi Akan Koordinasi dengan Kedutaan Perancis soal Jenazah Tersangka Predator Anak
Setelah tiga hari mendapatkan penanganan hasil diagnosis dokter sementara menyatakan kalau Frans mengalami keretakan pada tulang leher pada bagian belakang.
"Untuk hasil otopsi belum kita laksanakan karena belum ada permintaan untuk dilakukan otopsi. Namun, diagnosis dari dokter yang merawat, hasil rontgen ada retakan pada tulang belakang," kata Umar.
Menurut Umar, keretakan tulang leher belakang yang dialami oleh pelaku diduga menyebabkan suplai oksigen berkurang sehingga menimbulkan lemas hingga kematian.
"Di leher yang menyebabkan sumsumnya itu kena jerat sehingga menyebabkan suplai oksigen ke otak dan organ-organ yang penting itu berkurang. Itu yang menyebabkannya (meninggal)," tutupnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap Frans (65) yang melakukan eksploitasi secara ekonomi dan seksual terhadap 305 anak di bawah umur di beberapa hotel di Jakarta.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, penangkapan pelaku bermula saat polisi mendapatkan informasi terkait adanya kasus eksploitasi seksual yang dilakukan Frans kepada anak di bawah umur.
Polisi melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku di Hotel PP kawasan Taman Sari, Jakarta Barat.
Baca juga: Polisi Tangkap WNA Perancis yang Lakukan Pelecehan Seksual kepada 305 Anak di Bawah Umur
"Kita menangkap WNA bersama dua anak di bawah umur dengan kondisi telanjang dan satu setengah telanjang. Saat itu (pelaku) kita bawa ke Polda," ujar Nana.
Polisi melakukan pemeriksaan laptop yang disita saat penangkapan.
Saat laptop diperiksa, ada 305 rekaman video seksual pelaku terhadap korban yang berbeda.
"Tiga ratus lima anak itu berdasarkan data video yang ada di laptop, dalam bentuk film. Dia videokan dari kamera yang tersembunyi di kamar tersebut saat dia melakukan aksinya," ucap Nana.
Dari penangkapan pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa laptop, 6 memory card, 20 alat kontrasepsi, 2 vibrator, dan 6 kamera.
Hasil penyelidikan, korban pelaku mayoritas anak jalanan di kawasan Jakarta.