Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyintas Covid-19, Baru Sembuh Setelah 44 Hari Karantina

Kompas.com - 15/07/2020, 09:08 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Hasil pemeriksaan saat itu belum menyatakan negatif Covid-19. Isolasi mandiri harus dilanjutkan.

"Kemudian saya Swab ketiga tanggal 2 Juli itu masih positif dan dirujuk ke Rumah Lawan Covid-19. Jadi Swab yang pertama 30 Mei, terus kedua tanggal 17 juni, ketiga 2 Juli itu positif semua," ungkapnya.

Sembuh setelah 44 hari

Setelah 36 hari menjalani isolasi mandiri di rumah, Yusuf disarankan oleh petugas medis untuk menjalani karantina di RLC agar mendapatkan pendampingan intensif.

Baca juga: Wali Kota Sebut Peningkatan Kasus Covid-19 di Bekasi Berasal dari Klaster Keluarga

Pasalnya, petugas medis menilai bahwa Yusuf kerap stres sehingga membuat proses pemulihan menjadi lebih lama.

"Ada lah yang kayak menyudutkan, karena kita buat ngejelasin kan ke orang belum tentu diterima. Makanya lebih baik ikuti saran tim medis aja," ujar dia.

Setelah menjalani karantina selama 8 hari di RLC, Yusuf dinyatakan sembuh setelah hasil swab terakhir negatif Covid-19.

Menurut Yusuf, dirinya bisa sembuh lebih cepat usai dirujuk ke RLC karena merasa lebih tenang dan nyaman selama menjalani karantina.

Selain itu, selama di tempat karantina, Yusuf juga mendapat dukungan dari para tenaga medis dan para pasien lainnya.

"Beda situasinya. Kalau di rumah kita enggak terlalu bebas kaya di sini, bisa enjoy aja di sini lingkungannya. Karena kalau di rumah lingkungan dekat tetangga," kata Yusuf.

Tetap patuhi protokol kesehatan

Dengan kesembuhannya, Yusuf mengaku senang karena dapat bertemu kembali dengan keluarganya dan bisa beraktivitas seperti sedia kala.

"Senenglah saya, akhirnya bisa ketemu keluarga, ketemu istri dan anak. Setelah isolasi saya sekarang sudah bisa kerja lagi," tutur Yusuf.

Pengalamannya selama 44 hari melawan Covid-19 sampai dinyatakan sembuh memberikan Yusuf banyak pelajaran bahwa protokol kesehatan sangat penting untuk terapkan.

Dia mengimbau kepada masyarakat untuk patuh protokol kesehatan jika tidak mau tertular Covid-19.

"Ya masyarakat harus bisa sesuai menjalani protokol kesehatan, minimal pakai masker. Kalau enggak perlu-perlu banget jangan keluar, jangan dikerjain deh. Kalau memang enggak urgen mending jangan," ungkapnya.

"Saya sudah merasakan enggak ketemu keluarga, ketemu istri dan anak sudah hampir dua bulan karena karantina," tambah Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com