JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan intim sepasang kekasih di sebuah hotel kawasan Kembangan Raya, Jakarta Barat menjadi tontonan banyak warga.
Tontonan yang tak disengaja ini terjadi karena sepasang kekasih itu lupa menutup tirai kamar hotel.
Ada warga yang memvideokan adegan itu untuk menjadi barang bukti saat melaporkan hal tersebut ke aparat berwajib.
Berita ini menjadi berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com pada Minggu (26/7/2020).
Selain itu, ada pula isu soa lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta hingga kepadatan car free day di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur.
Berikut empat berita terpopuler Megapolitan Kompas.com sepanjang kemarin:
Kumis (54), seorang tukang parkir, melihat adegan hubungan intim pasang kekasih di sebuah hotel di Jalan Kembangan Raya, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat pada akhir pekan ini.
Letak hotel itu persis di seberang jalan tempat Kumis berada. Jendela-jendela kamar di hotel itu terlihat tertutup tirai tipis.
Namun, jika ada tirai yang terbuka, seluruh isi kamar hotel terlihat jelas.
Menurut Kumis, awalnya seorang tukang sate yang menyadari adanya pemandangan yang tidak biasa itu.
"Ketika saya ikut lihat ternyata benar juga. Sangat jelas terlihat dari sini," ujar Kumis di sekitar lokasi Minggu (26/7/2020).
Kumis mengatakan, adegan hubungan intim pasangan itu yang membuat sejumlah warga heboh tersebut terjadi Jumat malam lalu dam berlanjut Sabtu siang kemarin.
Menurut Kumis, adegan yang berulang yang dilakupan di kamar yang tirainya terbuka itu kemudian menjadi "tontonan" warga.
Menurut dia, ada warga yang memvideokan adegan itu untuk menjadi barang bukti saat melaporkan hal tersebut ke aparat berwajib.
Masih menurut dia, dengan pakai kamera smartphone saja, adegan hubungan intim pasangan itu bisa terekam.
Karena warga risih dengan pemandangan tersebut, mereka akhirnya melaporkan hal itu ke aparat berwajib.
Baca selengkapnya di sini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa tren kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan selama dua pekan terakhir.
Kondisi ini terjadi seiring dengan meningkatnya aktivitas atau mobilitas masyarakat di wilayah Ibu Kota.
"Peningkatan penyebaran sejalan dengan peningkatan mobilitas dan peningkatan aktiviftas warga," kata Anies dalam video yang diunggah pada Akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat (25/7/2020) lalu.
Baca juga: Melihat Grafik Covid-19 Jakarta yang Kian Menanjak, Tertinggi 441 Kasus Baru dalam Sehari
Menurut Anies, terdapat dua lokasi yang rawan terjadi penularan Covid-19 akhir-akhir ini, yakni area perkantoran dan komunitas warga.
Hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan Covid-19 yang dilakukan, di mana banyak ditemukan kasus baru Positif dari dua lokasi tersebut.
"Dari temuan kita dengan testing, aktivitas di perkantoran dan komunitas warga jadi salah satu tempat yang paling rawan penyebaran," ungkapnya.
Area perkantoran dan komunitas warga sangat rawan terjadi penularan karena menjadi tempat berkumpulnya masyarakat.
Selain itu, di lokasi tersebut masyarakat kerap lalai menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Baca selengkapnya di sini.
Ratusan warga padati Jakarta International Velodrome, Pulogadung, Jakarta Timur, Minggu (26/7/2020).
Imbas ditiadakannya kegiatan car free day ( CFD) di Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, sejumlah masyarakat pun inisiatif berolahraga di Jakarta International Velodrome.
Akibatnya, antrean membludak serta mengular tak terelakkan di depan kawasan tersebut.
Pantauan TribunJakarta.com, panjangnya antrean justru tak diimbangi dengan penerapan jaga jarak.
Baca juga: Warga Terinfeksi Covid-19, CFD Jalan Pemuda Ditiadakan
Para warga justru terlihat berdesak-desak di dalam antrean yang mengular dan mengabaikan protokol kesehatan Covid-19 yang ditetapkan pemerintah.
Rafli, satu di antara warga mengaku telah mengantre sejak pukul 06.00 WIB. Namun, sejam berlalu ia belum kunjung masuk ke area Jakarta International Velodrome.
Tentunya, hal tersebut membuatnya tak nyaman.
"Kalau saya sudah tahu CFD tidak ada. Jadi mengalihkan olahraga ke Velodrome, karena fasilitas di sini lebih lengkap juga. Tadi di sini pukul 06.00 WIB. Tapi sudah sejam belum masuk juga," katanya di lokasi.
Baca juga: Ada Lokasi Baru CFD di 32 Titik, Anies Sebut Pengunjung Kawasan Bundaran HI Menurun
Mumun, warga lainnya mengatakan hal senada. Ia berharap agar di kemudian hari tak terjadi hal serupa.
"Di sini sudah dari pukul 06.00 WIB dan sampai sekarang belum masuk juga. Tentunya kondisi ini enggak nyaman ya. Padahal, kemarin pas Sabtu enggak begini antreannya. Harapan saya enggak antre seperti ini lagi," ucap Mumun.
Kendati begitu, petugas tetap bersiaga dan mengimbau untuk berjaga jarak. Sayangnya, jumlah mereka tak sebanding dengan warga yang datang.
Baca selengkapnya di sini.
Setelah lebih dari dua pekan melakukan penyelidikan, polisi akhirnya mengungkap penyebab tewasnya editor Metro TV Yodi Prabowo.
Sejumlah fakta yang ditemukan polisi mengarahkan pada kesimpulan bahwa Yodi tewas akibat bunuh diri.
Kesimpulan itu didapatkan setelah polisi melakukan investigasi dengan mengumpulkan bukti-bukti yang ada disertai olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Dari beberapa faktor penjelasan TKP dan keterangan ahli, olah TKP, bukti pendukung, dari keterangan lain, maka penyidik berkesimpulan yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020)
Tubagus mengungkapkan bahwa Yodi bunuh diri lantaran mengalami depresi, usai melakukan pemeriksaan ke dokter kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Berdasarkan hasil penyelidikan, Yodi diketahui sempat menjalani tes dan konsultasi di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSCM, kemudian disarankan dokter untuk menjalani tes HIV.
"Tim menemukan adanya catatan transaksi keuangan di RSCM Kencana. Di sana yang bersangkutan melakukan tes dan konsul di RSCM," ujar Tubagus.
Kemungkinan depresi didapatkan polisi dari pemeriksaan dan keterangan saksi ahli psikologi forensik.
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.