16. Mandiri Sekuritas : 1 kasus
- Lain-lain: 165 kasus
1. Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Jakarta Utara: 23 kasus
2. Samsat Polda Metro Jaya: 20 kasus
3. Lembaga Administrasi Negara (LAN): 17 kasus
4. Dinas Kesehatan DKI Jakarta: 18 kasus
5. PLN: 7 kasus
6. Kelurahan Karang Anyar : 7 kasus
7. Kelurahan Cempaka Putih Timur : 7 kasus
8. Kelurahan Cempaka putih Barat : 9 kasus
9. Badan Tenaga Nuklir Indonesia (Batan): 5 kasus
10. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM): 5 kasus
11. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD): 4 kasus
12. Dishub MT Haryono: 4 kasus
13. Komisi Yudisial : 3 kasus
14. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP): 3 kasus
15. Dinas UMKM DKI: 3 orang
16. Kelurahan Tanjung Priok: 3 kasus
17. Kelurahan Papanggo: 3 kasus
18. Kantor Kecamatan Menteng: 2 kasus
19. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK): 2 kasus
20. Badan Narkotika Nasional (BNN): 2 kasus
21. Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) DKI Jakarta: 2 kasus
22. Kantor Camat Koja: 2 kasus
23. Kelurahan Sunter Jaya: 2 kasus
24. Kelurahan Kebon Bawang : 2 kasus
25. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK): 1 kasus
26. Bhayangkara: 1 kasus
27. Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD): 1 kasus
28. Kantor Kecamatan Cempaka Putih: 1 kasus
29. Suku Badan Pendapatan Daerah : 1 kasus
30. Pamdal: 1 kasus
31. Polres Jakarta Utara: 1 kasus
32. Dinas Kehutanan: 1 kasus
33. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda): 1 kasus
34. Kelurahan Kembangan Selatan : 1 kasus
Kejadian Covid-19 lainnya yang cukup mengejutkan selama periode PSBB transisi ini adalah terjadinya lonjakan tertinggi sebanyak enam kali pada bulan Juli. Grafik kasus Covid-19 pun kian menanjak semenjak pelonggaran diberlakukan.
Pada Rabu (29/7/2020), jumlah pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 584 orang.
Sehingga, jumlah akumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta hingga Rabu siang adalah 20.470 orang.
Dengan bertambahnya 584 pasien positif, maka jumlah ini menjadi penambahan tertinggi keenam kalinya selama bulan Juli.
Baca juga: Rabu, Jakarta Bertambah 584 Kasus Covid-19, Ini Komentar Anies
Penambahan kasus sebelumnya terjadi pada Rabu (8/7/2020), Sabtu (11/7/2020), Minggu (12/7/2020), Selasa (21/7/2020), dan Senin (27/7/2020).
Pada Rabu (8/7/2020), laporan jumlah kasus baru Covid-19 tercatat 344 orang, tertinggi sejak munculnya kasus perdana di Ibu Kota.
Lalu, pada Sabtu (11/7/2020), lonjakan tertinggi kasus baru juga kembali terjadi. Kali ini, dalam sehari ada penambahan 359 kasus.
Berselang satu hari, laporan kasus baru pada Minggu (12/7/2020) kembali menjadi yang tertinggi. Dinkes tidak menjelaskan alasan tingginya kasus pada hari itu.
Baca juga: Bertambah 584, DKI Jakarta 6 Kali Catatkan Lonjakan Tertinggi Kasus Covid-19 Sepanjang Juli
Ada 404 kasus baru yang dilaporkan Pemprov DKI, melampaui jumlah kasus baru pada Sabtu lalu. Lagi-lagi Dinkes tak menyebutkan alasan tingginya jumlah kasus ini.
Kasus Covid-19 di Jakarta pun bahkan sempat disorot Presiden Joko Widodo ketika tercatat kenaikan tertinggi pada 12 Juli.
Selanjutnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengumumkan 441 kasus baru pada Selasa (21/7/2020).
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, tambahan 441 kasus baru diketahui berdasarkan hasil tes polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan pada Senin (20/7/2020).
Baca juga: Melihat Grafik Covid-19 Jakarta yang Kian Menanjak, Tertinggi 441 Kasus Baru dalam Sehari
Laboratorium-laboratorium pemeriksa Covid-19 kemudian melaporkan hasil tes PCR tersebut kepada Dinas Kesehatan pada Senin dan Selasa.
"Data kasus yang dilaporkan hari ini semuanya dilaporkan oleh laboratorium sesuai tanggal pelaporan 20 dan 21 Juli. Artinya, tidak ada data rapelan pada kasus yang dilaporkan hari ini," kata Ani.
Jumlah kasus Covid-19 di DKI kembali bertambah signifikan di DKI Jakarta, yakni sebanyak 473 kasus pada Senin (27/7/2020).
Ani Ruspitawati mengatakan, jumlah kasus positif sebanyak 473 kasus ini merupakan akumulasi pada 25 Juli dan 26 Juli 2020.
"Sebanyak 473 kasus yang merupakan akumulasi, terdiri dari 240 kasus dari tanggal 26 Juli 2020 dan 233 kasus dari tanggal 25 Juli 2020," ucap Ani.
Berdasarkan situs resmi corona.jakarta.go.id, hasil tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) pada 25 Juli seharusnya 611 pasien yang positif.
Namun, pada 25 Juli hanya dinyatakan 393 yang positif berdasarkan laporan hasil tes swab dari laboratorium.
Maka, sisa hasil laporan tersebut dimasukkan pada Senin kemarin.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani mengatakan, posivity rate atau persentase kasus Covid-19 di DKI Jakarta dalam sepekan terakhir adalah 6,6 persen.
Positivity rate adalah rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes corona dengan total jumlah tes.
Menurut Fify, angka ini masih jauh dari angka positivity rate nasional, yakni 13,9 persen.
"Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 6,6 persen, sedangkan Indonesia sebesar 13,9 persen," ucap Fify dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/7/2020).
Baca juga: Anies: Orang yang Tak Mau Pakai Masker Seperti Mengatakan Saya Tidak Peduli Keselamatan Anda
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menetapkan standar positivity rate sebesar 5 persen.
Namun, Fify berujar, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi.
"Bila jumlah tesnya sedikit (tidak memenuhi standar WHO), maka indikator persentase kasus positif patut diragukan," kata dia.
Berdasarkan data terbaru, telah dilakukan tes PCR sebanyak 5.258 spesimen. Sebanyak 4.752 di antaranya untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 542 positif dan 4.210 negatif.
"Untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 36.241," ucap Fify.
Meski jumlah kasus harian terus melonjak, pasien meninggal akibat virus corona ini cenderung naik turun.