JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta mengumumkan data terbaru terkait Covid-19, Sabtu (1/8/2020).
Menurut data tersebut, tercatat 374 kasus baru setelah Pemprov DKI Jakarta melakukan tes PCR terhadap 3.002 suspek.
"Dari 374 kasus positif itu, terdapat 123 kasus rapelan dari tanggal 30 Juli 2020. Untuk jumlah orang dites sepekan terakhir sebanyak 40.712. Sedangkan, untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 37.908," terang Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani melalui siaran pers, Sabtu sore.
Baca juga: Perburuan Badak di Afrika Selatan Turun Berkat Lockdown Covid-19
Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan pulih bertambah sebanyak 679 orang.
Jumlah pasien yang tengah menjalani perawatan di Jakarta berkurang sebanyak 321 dalam sehari jadi 6.836.
"Jumlah kasus konfirmasi secara keseluruhan di Jakarta kini sebanyak 21.575 kasus. Dari jumlah tersebut, 13.887 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 852 orang meninggal dunia," imbuhnya.
Selama sepekan terakhir, rasio kasus positif per 100 penduduk (positivity rate) di Jakarta tembus 7,2 persen.
Baca juga: Selain Wali Kota, Sekda Banjarbaru Juga Positif Covid-19
Jumlah ini di atas ambang batas aman WHO yang ditetapkan sebesar 5 persen.
Namun, positivity rate DKI Jakarta jauh di bawah nasional yang mencapai 14,6 persen.
Artinya, 14-15 dari 100 orang yang dites di Indonesia terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara itu, di Jakarta, dari 100 orang yang dites ditemukan kira-kira tujuh orang yang positif Covid-19.
"Pemprov DKI Jakarta terus memasifkan tes PCR untuk menemukan kasus baru secara cepat, agar dapat segera melakukan tindakan isolasi atau perawatan secara tepat sehingga memperkecil potensi penularan Covid-19," jelas Fify.
"Berdasarkan ketentuan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari. Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah 4 kali lipat standar WHO," imbuhnya.
Kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah.
Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak.
"Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya. Tes PCR di Jakarta dilakukan melalui kolaborasi 47 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.