Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bekasi Resmi Hentikan Simulasi KBM Tatap Muka di Enam Sekolah

Kompas.com - 07/08/2020, 10:11 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi resmi menghentikan simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di enam sekolah role model atau percontohan.

Simulasi KBM tatap muka itu sudah berlangsung sejak Senin (3/8/2020), di SMPN 2 Kota Bekasi, SMP Victory, SMP Nassa, SDN Pekayonjaya VI, SD Negeri Jaticempaka VI, dan SD Al Azhar VI.

“Dihentikan per hari ke-empat, kemarin kita mengadakan evaluasi. Jadi hari ini sudah tidak ada simulasi tatap muka,” ujar Pelaksana Harian Kadis Pendidikan Kota Bekasi Uu Saiful Mikdar, saat dihubungi, Jumat (7/8/2020).

Baca juga: Tidak Diizinkan Gelar KBM Tatap Muka, Begini Respons Wali Kota Bekasi

Uu mengatakan, ada beberapa pertimbangan simulasi KBM tatap muka dihentikan.

Salah satunya, masukan dari Kemendikbud bahwa simulasi KBM tatap muka di sekolah sebenarnya cukup selama tiga hari.

“Ternyata kita mendengar juga dari pak Dirjen SMP Kemendikbud, dia menyampaikan kepada kami, dianggap cukuplah termasuk tenaga ahli Kemendikbud simulasi dianggap cukup tiga hari saja. Maka kita harus mendengar arahan-arahan dari organisasi vertikal dari Kemendikbud,” kata Uu.

Uu mengatakan, pihaknya kini menunggu keputusan Pemerintah Pusat terkait perizinan sekolah-sekolah di Bekasi menggelar KBM tatap muka.

Sebab, kata Uu, Kemendikbud sedang mempertimbangkan membuka sekolah di wilayah luar zona hijau.

“Kami menunggu kebijakan-kebijakan Kemendikbud termasuk menunggu izin sekolah di luar zona hijau dibuka,” ucao Uu.

Baca juga: Kemendikbud Minta Pemkot Bekasi Hentikan Simulasi KBM Tatap Muka

Uu mengaku siap jika nantinya Kemendikbud memberi izin KBM tatap muka di wilayahnya. Sejumlah sekolah di Bekasi telah mempersiapkan protokol kesehatan untuk pelaksanaan KBM tatap muka.

“Iya langsung tatap muka. Intinya Pemkot Bekasi sudah mendapatkan model-model pembelajaran masa Covid ini,” ujar dia.

“Kan per hitungan jam bisa beda jumlah kasus pandemi Covid-19. Sebab kita ada informasi bahwa surat keputusan 4 menteri akan direvisi. Kemarin informasi itu akan memberikan penjelasan dengan masalah pembelajaran di Covid-19 ini,” tambah dia.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia mengirimkan surat kepada Pemkot Bekasi.

Baca juga: Sekolah di Bekasi Mulai Belajar Mengajar Tatap Muka, Murid Harus Diizinkan Orangtua

Surat tersebut berisi permintaan agar Kota Bekasi segera menghentikan simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka yang sudah berlangsung di enam sekolah.

“Kami sudah mengirimkan surat kepada Pemerintah Kota Bekasi untuk bisa menghentikan proses (KBM) itu,” ujar Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbud Jumeri saat dihubungi, Rabu (5/8/2020).

Jumeri mengatakan, Kota Bekasi saat ini masih berada dalam zona oranye Covid-19.

Sementara dalam aturan SKB 4 Menteri disebutkan bahwa sekolah akan diizinkan melangsungkan KBM tatap muka dengan syarat wilayahnya berada dalam zona hijau atau bebas Covid-19.

Ia berujar, sebenarnya sekolah sah-sah saja untuk gelar simulasi. Namun, kata Jumeri, simulasi biasanya hanya dilakukan tiga atau dua bari.

Sementara simulasi di Kota Bekasi rencana awal akan digelar hingga 28 Agustus 2020.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi berpendapat penyelenggaraan KBM tatap muka tidak akan digelar dalam waktu dekat jika perizinannya terus berpatokan terhadap zona hijau.

"Kalau mau zona oranye, hijau, merah di daerah episentrum, di daerah yang dianggap sebagai pusat. Mungkin lima tahun ke depan tidak akan mendapatkan zona hijau yang establish, kalau yang dinamis pasti,” ujar Rahmat di Bekasi, Kamis (6/8/2020).

Rahmat mengatakan, penyelenggaraan KBM tatap muka ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Kota Bekasi.

Dalam simulasi inilah murid-murid dilatih untuk terbiasa menjalani protokol kesehatan saat berada di sekolah.

Mulai dari mengenakan masker, rajin cuci tangan, hingga jaga jarak dalam berinteraksi dengan teman dan guru.

“Simulasi itu melihat kemampuan. Tetapi kalau Kementerian tidak mengizinkan, ya sebagai kepala daerah sudah selesai. Artinya kami kan sudah membuat tahapan-tahapan proses meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Bekasi tetapi ada alur yang harus kita lalui,” kata Rahmat.

Namun, dia meminta masyarakat tidak khawatir akan munculnya kasus baru Covid-19.

Rahmat yakin Pemkot Bekasi bisa mengatasi kasus Covid-19 dengan adanya penyediaan rapid test, penyediaan kit, tim medis yang kuat, dan rumah sakit rujukan perawatan pasien Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com