Tahun 2020, DKI akan membeli alat ukur curah hujan di 10 lokasi dan tahun 2021 di 35 lokasi, alat pengukur debit di 13 aliran kali, dan membeli CCTV di tahun 2020 di 20 lokasi dan tahun 2021 di 40 lokasi.
Untuk program ini, DKI mengajukan anggaran 2020 ini sebesar Rp 1,6 miliar, dan di tahun 2021 sebesar Rp 4 miliar.
"Jadi, total keseluruhan anggaran yang diajukan untuk pengendalian banjir dari 2020 sampai 2022 berjumlah total Rp 5,2 triliun sekian," kata dia.
Juaini menjelaskan, pihaknya juga akan membebaskan lahan di lima sungai untuk program normalisasi yang dikerjakan pemerintah pusat.
Lima sungai tersebut adalah Ciliwung, Pesanggrahan, di Angke, Sunter, dan Jati Kramat. Pembebasan lahan tersebut dikerjakan tahun 2020 ini hingga 2022.
"Prioritas rencana pembebasan lahan di tahun ini sampai 2022. Dan ini adalah lokasi-lokasi yang sudah kami selesaikan pengerukannya sampai dengan bulan Juli 2020," ucap Juaini.
Total pengerjaan pembebasan lahan di sekitar lima sungai tersebut bakal menelan anggaran Rp 552 miliar.
Selain pembebasan lahan untuk normalisasi yang dikerjakan pemerintah pusat, Dinas SDA DKI juga bakal melanjutkan pembebasan lahan untuk pembuatan waduk atau situ.
"Tinggal ada beberapa bidang yang belum, yaitu untuk akses masuk, salah satunya ada lima wilayah di sini, Waduk Kampung Rambutan, Cimanggis, Pondok Rangon, Brigif, dan Waduk Lebak Bulus," ujar dia.
Pembebasan waduk bakal menelan biaya kurang lebih Rp 229 miliar. Jadi total untuk pengadaan lahan di tahun 2020 ini mencapai Rp 781 miliar.
Yang terakhir, Pemprov DKI Jakarta juga akan melanjutkan pembuatan lebih dari satu juta sumur resapan atau drainase vertikal.
Program pembuatan sumur resapan itu menjadi salah satu cara pengendalian banjir Jakarta. Program pembuatan sumur resapan atau drainase vertikal itu akan melibatkan masyarakat dalam pengerjaannya.
Namun, material yang diperlukan akan difasilitasi Dinas SDA DKI Jakarta.
"Rencananya, nanti kami minta pembuatan ini dilakukan secara padat karya. Jadi, dari warga bisa ikut andil membuat sumur resapan," kata Juaini.
Ia menjelaskan, pengerjaan sumur akan dimulai tahun 2020 hingga 2022. Targetnya 60 titik sumur resapan di setiap satu rukun tetangga (RT).
Rinciannya, 82.020 sumur resapan di 1.367 RT di Jakarta Pusat, 364.620 sumur resapan di 6.077 RT di Jakarta Selatan, 311.940 sumur resapan di 5.199 RT di Jakarta Barat, dan 428.160 sumur resapan di 7.136 RT di Jakarta Timur.
Sumur resapan tak akan dibangun di Jakarta Utara.
"Untuk di Utara, kami enggak bisa bangun karena kondisinya airnya dangkal. Digali 1 meter saja, air sudah timbul," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.