Menurut dia, toa tersebut digunakan Jepang sebagai peringatan dini tsunami karena harus berfungsi dengan cepat Sedangkan banjir ada rentang waktu yang cukup lama dari peringatan hingga kejadian.
"Kalau banjir kira-kira antara peringatan dan kejadian berapa menit? Lama. Lah kenapa pakai alat begini ? Ini dipakai karena tsunami," lanjut Anies.
Anies meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk tidak lagi menambah atau membeli toa.
Ia mengatakan, bila ingin melakukan peringatan dini banjir cukup dengan menggunakan toa masjid atau pemberitahuan melalui WhatsApp.
"Lebih baik early warning system-nya gunakan WhatsApp, masjid, sama tempat yang ada speaker. Toa ini sudah terlanjur ada, ya sudah dipakai. Tapi tidak usah ditambah, lalu bangunnya sistem, jangan bangun toa seperti ini," tambah Anies.
Dia berujar, alat ini tak lagi relevan dan justru banyak tidak berfungsi saat banjir beberapa waktu lalu.
"Ini akhirnya menjadi enggak relevan. Coba BPBD dicek berapa alat yang enggak berfungsi banjir kemarin ? Bapak belum bertugas ya. Itu banyak yang tidak berfungsi pada saat banjir," ujar Anies kepada Plt Kepala BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.