Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Cuma Andalkan 1 Lab, Pemkot Depok Klaim Hasil Tes Covid-19 Makin Cepat Terbit

Kompas.com - 13/08/2020, 14:17 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Depok mengeklaim bahwa pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR semakin cepat belakangan ini.

"Paling cepat 24 jam. Paling lama 2 hari," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita ketika dihubungi Kompas.com pada Rabu (12/8/2020).

Novarita mengakui, sebelumnya Kota Depok pernah mengalami masalah dengan kecepatan pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR.

"Dulu bisa sampai 10 hari. Makanya pasiem pada kesal, karena sudah ingin pulang tapi belum boleh pulang karena hasilnya belum keluar," ujarnya.

Baca juga: Tak Bisa Batasi Pergerakan Warga, Pemkot Depok Minta Hal Ini Diterapkan di Rumah

Sebagai informasi, kini hanya ada 1 laboratorium pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR yang biayanya ditanggung oleh Pemkot Depok, yakni Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Depok.

Pemerintah Kota Depok sudah hampir 2 bulan lalu menghentikan kerja sama berupa pembiayaan kuota tes PCR dengan laboratorium RS Universitas Indonesia dan RS Bhayangkara/Brimob.

Padahal, kedua laboratorium itu mulanya diandalkan untuk pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR di Depok.

Baca juga: Mendagri Sebut Tak Mudah Kendalikan Covid-19 di Depok, Ini Alasannya

Novarita tak menampik, semakin banyak laboratorium yang berjejaring dengan Pemkot Depok maka akan semakin baik pula penelusuran kasus Covid-19, seperti yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

"Memang (lebih baik), tapi cari uangnya dulu, ya," kata dia berseloroh, menyinggung soal kemampuan finansial Kota Depok yang tidak dapat disejajarkan dengan DKI Jakarta.

Dengan pemeriksaan Covid-19 yang diklaim semakin cepat, Novarita menduga bahwa tren kematian pasien dalam pengawasan (PDP) mulai melambat.

"Karena sekarang pemeriksaannya sudah jauh lebih cepat, kalau dulu kan swabnya lama, jadi sudah keburu meninggal tapi masih belum ketahuan statusnya," ucap dia,

Baca juga: Pemkot: Klaster Covid-19 Rumah Tangga Bermunculan di Depok

"Kalau sekarang, saya rasa lebih banyak yang sudah diketahui statusnya positif atau negatif Covid-19, karena setiap yang masuk rumah sakit akan ditanyakan status Covid-19-nya. Rumah sakit tidak mau kalau statusnya tidak jelas," tambah Novarita.

Kendati demikian, Novarita tetap tidak bersedia menyebutkan jumlah pasti kematian PDP di Depok saat ini.

Pemkot Depok sebelumnya sempat mengumumkan setiap hari jumlah kematian PDP.

Akan tetapi, hal tersebut berhenti dilakukan mulai 19 Juli 2020, dengan kematian PDP sebanyak 122 korban jiwa, dengan rata-rata 3 kali lipat lebih banyak ketimbang kematian pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Terus, Wali Kota Depok Larang Lomba 17 Agustus

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com