Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Rekonstruksi, Tersangka Penembak Pengusaha di Kelapa Gading Peragakan 34 Adegan

Kompas.com - 25/08/2020, 13:08 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Polisi menggelar rekonstruksi kasus penembakan yang menewaskan pengusaha pelayaran, Sugianto (51), di dua lokasi berbeda yakni di Polda Metro Jaya dan Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Selasa (25/8/2020).

Sebanyak 12 tersangka dihadirkan dalam rekonstruksi itu untuk mengetahui rangkaian rencana hingga eksekusi pembunuhan tersebut.

Polisi telah menyelesaikan rekonstruksi di lokasi pertama yang digelar di Polda Metro Jaya. Ada 34 adegan yang diperagakan para tersangka.

"Di tempat sini ada 34 adegan, ada tambahan satu LP (laporan polisi) berbeda dalam hal senjata api yang ancaman (pelanggaran) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 51," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, seperti disiarkan Kompas TV, Selasa.

Baca juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Penembakan Pengusaha di Kelapa Gading Hari Ini

Yusri menegaskan, ada tiga bagian yang menjadi fokus polisi dalam rekonstruksi tersebut, yaitu perencanaan, eksekusi, dan setelah penembakan.

"Tadi saya sampaikan ada tiga bagian, pertama rekonstruksi bagaimana pelaku merencanakan, kedua eksekusi, dan ketiga pascaeksekusi," kata Yusri.

Sebelumnya, polisi menangkap 12 tersangka penembak Sugianto pada tanggal 21 Agustus 2020.

Dari 12 tersangka, satu di antaranya merupakan karyawati yang bekerja pada perusahaan milik Sugianto, yaitu NL.

Berdasarkan pemeriksaan, motif pembunuhan itu adalah NL sakit hati terhadap korban karena sering dimarahi dan NL juga panik karena ketahuan telah menggelapkan pajak perusahaan. 

NL merencanakan pembunuhan dengan meminta bantuan R alias M. R lalu mencari pembunuh bayaran. Pembunuh disediakan bayaran Rp 200 juta.

Setelah perencanaan matang, mereka mengeksekusi Sugianto dengan ditembak di depan Ruko Royal Gading Square.

Penembakan itu tak jauh dari kantornya, ketika korban hendak pulang ke rumah untuk makan siang.

Korban ditembak dari arah belakang sebanyak lima kali oleh salah satu pelaku. Korban tewas di lokasi kejadian.

Penembakan tersebut terekam kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Dalam video rekaman CCTV, terlihat penembak menggunakan topi, jaket, serta masker. Penembak menghampiri korban. Ia sempat berhadapan dengan korban tetapi berpura-pura melewatinya dan kemudian berbalik arah.

Saat itulah, penembak mengarahkan senjata dan menembak ke bagian belakang kepala korban.

Korban masih sadar lalu berlari. Pelaku kemudian mengejar korban dan menembak lagi.

Dari tempat kejadia perkara (TKP) polisi menemukan lima selongsong peluru.

Hasil visum menunjukan korban mengalami luka tembak sebanyak lima kali yaitu di bagian badan dan kepala. Tiga peluru mengenai dada dan perut, dua peluru mengenai kepalanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com