JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Koordinator III Kontras, Rivanlee Anandar mengkritik inkonsistensi pernyataan resmi antarpimpinan TNI terkait aksi penyerangan Polsek Ciracas, pertokoan, hingga warga sipil.
Ada perbedaan pernyataan Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 0505/Jakarta Timur, Kolonel Kav Rahyanto dengan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Inkonsistensi tersebut dinilai menunjukkan adanya hal yang ditutupi. Untuk itu, TNI diminta terbuka atas kasus itu.
“Semestinya mudah saja bagi TNI, jika aktor sudah terbukti dari anggotanya untuk menyampaikan kebenaran dan kejelasan peristiwa,” kata Rivan saat dihubungi, Minggu (30/8/2020) pagi.
Baca juga: Danpuspom TNI: Semua Oknum yang Terlibat Penyerangan Polsek Ciracas Akan Diproses
Ia mengatakan, hal-hal yang ditutupi tersebut semakin jelas terlihat jika banyak informasi berbeda keluar dari institusi yang sama.
Rivan menyebutkan, komandan TNI bertanggung jawab menjelaskan secara berkala proses penegakan hukum para pelaku perusakan dengan transparan dan akuntabel.
“Jika 100 orang sudah terbukti dari anggota TNI yang melakukannya, komandan juga turut bertanggung jawab karena kelalaian mengontrol anak buahnya. Jika di luar kendali, berarti juga menunjukkan minimnya komunikasi antar satuan komando,” ujar Rivan.
Sebelumnya, Rahyanto sempat memastikan bahwa tidak ada keterlibatan anggota TNI dalam aksi anarkistis tersebut.
“Tidak ada, tadi pagi sudah dilakukan pengecekan oleh Panglima, tidak ada. Tidak ada laporan, sementara tidak ada keterlibatan dengan TNI,” ujar Rahyanto kepada wartawan, Sabtu (29/8/2020).
Baca juga: Kronologi Massa Serang Polsek Ciracas, Pertokoan, hingga Warga Dipicu Hoaks yang Disebar Oknum TNI
Sementara itu, Dudung mengakui keterlibatan TNI dalam penyerangan Polsek Ciracas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.