11. RSUD Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
12. RSUD Jati Padang, Jakarta Selatan
13. RSUD Kramat Jati, Jakarta Timur
Krisis lahan pemakaman
Tak hanya krisis ketersediaan ruang isolasi, lahan pemakaman khusus jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur; dan TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, juga diperkirakan tidak dapat menampung jenazah Covid-19 jika angka kematian terus bertambah.
Komandan Regu TPU Pondok Ranggon Nadi (47) mengatakan, jatah liang lahat untuk menguburkan jenazah Covid-19 tersisa 1.100 lubang hingga Jumat (4/9/2020) siang.
Sisa liang lahat itu terhampar di atas lahan seluas 7.000 meter persegi di sisi selatan TPU.
Sejak dibuka pada Maret 2020, sudah delapan blad baru dibuka untuk liang lahat jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon.
Menurut Nadi, dalam satu minggu rata-rata jenazah Covid-19 yang dimakamkan bisa mencapai 180.
Baca juga: Bulan Depan Makam Covid-19 di TPU Pondok Ranggon Diperkirakan Penuh
Dengan mempertimbangkan jumlah jenazah yang harus dimakamkan dalam sepekan, Nadi memperkirakan lahan pemakaman di TPU Pondok Ranggon akan penuh pada bulan Oktober mendatang.
"Untuk TPU Pondok mungkin di pertengahan Oktober sudah kritis," kata Nadi.
Menanggapi isu ketersediaan lahan pemakaman, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah membantahnya.
Menurut Anies, Pemprov DKI telah memperhitungkan secara matang ketersediaan lahan pemakaman di Ibu Kota dan jumlah jenazah yang harus dikubur sejak awal kemunculan kasus Covid-19 pada Maret 2020.
Selain dua TPU yang telah disediakan, Pemprov DKI juga menyediakan lahan pemakaman alternatif bagi pasien Covid-19.
"Kita ikuti perkembangan bersama dengan kebutuhan, insya Allah tidak akan ada kekurangan," ujar Anies.
Baca juga: Anies Sebut TPU Tegal Alur Punya Lahan Ekstra Buat Tampung 3.000 Makam
Kondisi Jakarta mengkhawatirkan
Tri Yunis Miko Wahyono, epidemiolog dari Universitas Indonesia, melihat kondisi di Ibu Kota semakin mengkhawatirkan.
Dia menyarankan Pemprov DKI kembali memperketat PSBB, seperti di awal masa pandemi.
Menurut Miko, kasus positif Covid-19 sudah sangat mengkhawatirkan. Penyebaran virus terlihat sudah jauh dari kata terkontrol.
"Jadikan seperti kayak pertama, jadikan PSBB seperti semula," kata Tri saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/9/2020).
Anies pernah mengakui bahwa kondisi Ibu Kota tengah mengkhawatirkan. Alasannya adalah tingkat penularan Covid-19 berbanding lurus dengan jumlah testing yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Baca juga: Anies: Kondisi Jakarta Mengkhawatirkan karena Penularan Covid-19 Tinggi
Pemprov DKI Jakarta, kata Anies, telah melakukan testing lima kali lipat lebih tinggi dari batas ideal yang ditentukan WHO.
"Jakarta sekarang mengkhawatirkan, kenapa? Dalam tiga minggu terakhir, angka (penambahan kasus positif harian) naik terus, artinya apa? Kita mendeteksi banyak, penularan juga terjadi angkanya banyak," kata Anies dikutip dari video KompasTV, Kamis (3/9/2020).
Sementara itu, hari ini, Anies tengah menggelar rapat khusus bersama bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tentang perkembangan kasus Covid-19 di Ibu Kota.
Hasil rapat tersebut akan digunakan sebagai pertimbangan apakah PSBB transisi akan kembali diperpanjang atau tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.