TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta Anas Maruf mengatakan, pelayanan pemeriksaan dokumen kesehatan di Kedatangan Internasional sudah sesuai prosedur.
"Prosedur sudah dijalankan sesuai peraturan yang ada guna mencegah penyebaran Covid-19," kata Anas dalam keterangan tertulis diterima Kompas.com, Minggu (27/9/2020).
Meski demikian, Anas tidak menutup kemungkinan adanya petugas KKP yang meninggikan suaranya saat melayani penumpang seperti yang dikeluhkan travel blogger Trinity.
Dia meminta agar setiap petugas melayani dengan cara yang lebih baik.
Baca juga: Pelayanan Diprotes Blogger Trinity, Bandara Soekarno-Hatta Minta Maaf
"Ke depannya kami akan meminta agar petugas lebih ramah dalam berkomunikasi dengan penumpang," kata dia.
Terkait aksi bentakan terhadap penumpang di Soekarno-Hatta juga ditanggapi Ketua Satgas Udara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kolonel Pas MA Silaban.
Dia menjelaskan, tindakan yang dilakukan personel TNI yang bertugas di Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta merupakan upaya untuk menjalankan prosedur kesehatan di Bandara Soekarno-Hatta.
"Kami berupaya menjaga agar prosedur kedatangan penumpang internasional dapat dijalankan dengan baik, serta menjaga ketertiban dan keamanan agar penumpang dapat menerapkan physical distancing," ujar dia.
Namun, lanjut Silaban, kritikan dari masyarakat akan menjadi pertimbangan untuk proses pengamanan selanjutnya.
"Sinergi antara stakeholder akan terus ditingkatkan serta saran dan masukan dari masyarakat kami tampung agar proses kedatangan dapat lebih baik lagi," kata dia.
Kritikan dalam bentuk utasan di Twitter dari travel blogger Trinity berawal saat dia baru saja mendarat Turki dan hendak pulang ke Indonesia.
Dia mengeluhkan bagaimana petugas kesehatan dan petugas gugus Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta memperlakukan penumpang yang baru tiba di Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta.
Dalam kicauannya, Trinity mengatakan saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 18.00 WIB, tiba-tiba petugas personel TNI dan Polri berteriak-teriak menyuruh mereka duduk.
"Ratusan kursi udah disediakan, lalu ada petugas + tentara + polisi teriak2 nyuruh kita semua duduk dlm bhs Indonesia. Ga ada info tertulis maupun verbal kita disuruh ngapain. Bahkan bule2 juga dibentak tentara, "Hey you, come back!"," tulis Trinity.
Dia mengatakan, penumpang semakin menumpuk, kemudian semakin sering bentakan terjadi. Trinity mengatakan, dirinya serasa seperti sampah dan pengungsi ilegal.
Dia juga menceritakan dalam suasana tersebut tidak terlihat bagaimana seharusnya physical distancing diterapkan di bandara tersebut.
"Gue ambil posisi duduk agak depan n berinisiatif isi formulir pake bolpen sendiri. Sementara penumpang lainnya masih diteriakin suruh duduk, ga tau suruh ngapain. Boro2 jaga jarak! Very intimidating!," tulis dia.
Tidak hanya pelayanan yang tidak ramah dan penerapan jagak jarak yang dikelukan Trinity, dia juga menilai tidak ada panduan bagi penumpang tentang apa yang harus dilakukan untuk bisa melanjutkan perjalanan.
Trinity juga mengkritik, alur yang dia jalani di Bandara Soekarno-Hatta begitu banyak kontak fisik.
"Formulir dan point pemeriksaan terlalu banyak, kayak ga percaya aja sampe berkali2 dicegat. Pdhl seharusnya meminimalisasi kontak, tapi ini ketemu orang dan bersentuhan dg kertas2 yg dipegang tangan berkali2." tulis Trinity.
Dia merasa pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta bukan pelayanan yang ramah. Trinity merasa pelayanan tersebut justru jadi semacam ospek perpeloncoan.
"Ah begitulah caranya yg berasa kayak diospek. Seharusnya ada informasi yg jelas yg bisa diakses semua org WNI & WNA ttg bagaimana tata cara masuk Indonesia. Ga usah pake teriak2 dan bentak2 juga pan? It's humiliating!," tulis dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.