Namun, di samping itu, terdapat kemungkinan bahwa pasien dapat meninggal dunia.
“Fase ketiga ada opsi meninggal dan itu opsi yang paling berat, harus ngasih tahu keluarganya,” ungkap Gia.
Baca juga: IDI: 9 Dokter di Bekasi Sempat Terpapar Covid-19, 2 Orang lainnya Meninggal Dunia
Apalagi, keluarga pasien yang meninggal sebab Covid-19 pun tidak dapat memakamkan mereka layaknya pemakaman pada umumnya.
“Meninggalnya pun mereka tidak bersama dengan keluarga kan mereka. Itu fase yang berulang. Itu bikin stress banget,” tambah Gia
Menambah lagi tingkat stres tenaga kesehatan yang sudah tinggi, satu demi satu tenaga kesehatan juga berjatuhan terpapar Covid-19.
Berdasarkan data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI), sebanyak 127 dokter, 9 dokter gigi dan 92 perawat telah meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Dari 127 dokter yang wafat, terdapat 66 dokter umum dengan 4 dokter di antaranya merupakan guru besar, 59 dokter spesialis, 4 orang guru besar, dan 2 orang lainnya adalah seorang residen.
Sementara, dari 9 dokter gigi tersebut, 6 dokter gigi umum, dan 3 dokter gigi spesialis.
“Karena kita kayak gini, kayak nunggu gantian aja gitu. Abis ini kena, temen yang ini kena, jadi saya bilang ah ini tinggal nunggu giliran”, ujarnya.
Di tengah-tengah tingginya tingkat stres yang harus dilalui oleh para tenaga kesehatan, berbagai cara dilakukan mereka untuk dapat bertahan.
“Saya sih jadinya nulis buku kemarin buat jadi coping mechanism-nya,” jelas Gia.
Baca juga: Wagub DKI Persilakan Bioskop Tetap Tutup atau Buka Saat PSBB Transisi
Di luar itu, cara yang dapat dilakukan adalah dengan berbagi kisah antar sesama tenaga kesehatan.
“Ya kita sharing aja sih di whatsapp group,” tuturnya.
Di tengah-tengah kondisi tenaga kesehatan yang penuh tekanan, masyarakat malah sering abai dalam penerapan protokol kesehatan.
“Jadi kadang kalau masyarakat dibilang new normal kadang-kadang yang kedengeran cuma normal aja. Jadi kadang mereka masih sama aja, masih enggak pakai masker,” ungkap dr. Gia.
Tak sedikit pula yang menganggap keadaan telah membaik sehingga mengabaikan protokol kesehatan.