Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Angin Puting Beliung di Bekasi, Dagangan Hancur dan Rumah Rusak

Kompas.com - 25/10/2020, 07:56 WIB
Jessi Carina

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Angin puting beliung yang menerjang kawasan Marakas, Perumahan Pondok Ungu Permai Sektor 5 pada Jumat (23/10/2020) merusak sejumlah lapak pedagang dan permukiman warga.

Mimin (38) pedagang yang biasa berjualan di sekitar lokasi mengatakan, angin kencang berhembus tiba-tiba.

"Saya posisi lagi jaga warung, kejadian pukul 13.30 WIB kira-kira, dari jauh saya lihat sampah-sampah pada terbang ke atas, enggak lama kemudian tahu-tahu angin nyambar," kata Mimin.

Wanita yang sehari-hari berjualan kopi itu langsung panik, gerobak dagangan yang biasa diparkir di pinggir jalan sekuat tenaga ia genggam agar tak terbawa angin kencang.

"Anginnya mutar-mutar dekat sekitaran Kantor BRI, saya jualan kopi cuma waktu itu gerobaknya untung enggak kebawa angin karena dipegangin," ucapnya.

Baca juga: 123 Rumah di Kaliabang Tengah Diterjang Angin Puting Beliung

Angin puting beliung, menurut dia, berhembus cukup lama sekitar 10 menit dari pertama kali menerjang lokasi tempat ia berdagang.

Saat itu, terdapat beberapa pedagang yang bernasib serupa dengan dirinya bahkan beberapa gerobak terbalik dan rusak akibat ditejang angin.

Lucy (20) misalnya, pedagang gorengan yang berjualan di depan Kantor BRI Marakas tak bisa berbuat banyak ketika gerobaknya hancur terbalik.

"Saya posisi lagi di rumah (tidak jauh dari lokasi jualan), tiba angin kencang langsung keluar ke tempat suami dagang," kata Lucy.

Saat angin menerjang, suaminya berusaha menahan gerobak dagangan agar tidak terjatuh.

Namun, kekuatan angin puting beliung rupanya sangat kencang hingga gerobak beserta dagangannya terbalik.

"Suami nahan cuma enggak kuat, atap gerobaknya terbang ke jalan lama-lama roboh gerobaknya, sama pedagang lain juga tukang ayam banyak yang ada di lokasi ikut kebawa angin juga," terang Lucy.

Baca juga: 63 Rumah Warga di Babelan, Bekasi Diterjang Angin Puting Beliung

Dua pedagang ini tinggal tidak jauh dari lokasi, tepatnya di rumah kontrakan yang berada di pinggir kali kawasan Marakas Sektor 5, Pondok Ungu Permai.

Tidak hanya dagangannya yang rusak, tempat tinggal mereka turut menjadi korban amukan angin puting beliung.

"Kalau rumah kondisinya juga rusak, asbesnya pada terbang tertiup angin, sudah enggak tertolong pokoknya," ungkap Mimin.

Di lokasi rumah kontrakan, ada sedikitnya sekitar 10 petak kamar yang semuanya mengalami kerusakan serupa.

"Semua ini kontrakan rusak, rata-rata kan pedagang yang tinggal di sini, jadi pas kejadian alhamdulillah enggak ada yang ketimpa genteng karena banyak yang lagi pada di luar juga," tuturnya. (YUSUF BACHTIAR)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Cerita Warga Korban Puting Beliung di Babelan Bekasi, Dagangan Hancur Hingga Rumah Rusak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com