Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Nelayan Kampung Akuarium Tak Lagi Melaut akibat Reklamasi Teluk Jakarta dan Pandemi

Kompas.com - 06/11/2020, 14:17 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jajaran perahu layar tampak memadati tepi perairan yang menghubungkan Kampung Akuarium dengan pelabuhan Sunda Kelapa.

Dari kejauhan terlihat seorang pria tua berkulit gelap. Sambil bertelanjang dada, ia berjalan menuju salah satu perahu yang ditambatkan.

Dia adalah Udin (70), seorang nelayan kawakan yang telah puluhan tahun menggantungkan hidup pada hasil kekayaan laut di Utara Jakarta.

"Sudah 50 tahunan lah saya datang ke Jakarta, dari tahun 63, dulu ikut perahu-perahu begini, terus nikah, jadi nelayan udah sampai di mana-mana," kata Udin penuh rasa bangga dalam wawancara di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (5/11/2010).

"Sampai di Malaysia, Singapura, dulu saya pernah bawa kapal gede dari Muara Angke, jadi jalannya jauh-jauh terus saya, kadang dua bulan baru balik," sambungnya.

Baca juga: Kisah Kakek Suharto Hidupi Istri dan 6 Anak dengan Rp 20.000 Per Hari di Masa Pandemi

Udin juga memamerkan perahu-perahu yang dia miliki, meski tidak menyebut berapa jumlah pastinya.

Kata Udin, sebagian perahu itu sudah ia wariskan untuk keempat anaknya, yang masing-masing telah berkeluarga.

Belum lama bercerita tentang masa kejayaannya, Udin tiba-tiba muram.

Ia mengeluh tentang betapa sulitnya mencari sesuap nasi demi bertahan hidup sebagai seorang nelayan di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Baca juga: Kisah Nelayan Tradisional Sungai Kampar Bertahan Hidup di Tengah Pandemi

"Waduh sekarang mah susah. Ah... beli makan aja susah, saya nganggur udah lama ini, selama ada corona ini enggak ada (pemasukan) sama sekali. Ada satu tahun lebih (perahu) enggak pernah jalan," ucap Udin.

"Semenjak corona ini pada mengeluh semua. Kalau kemarin-kemarin enggak ada corona ya alhamdulilah dalam satu malam masih bisa jual ikan sampai Rp 5 juta-Rp 6 juta, sekarang boro-boro," tambahnya.

Pandemi Covid-19 di Tanah Air memang baru berlangsung delapan bulan, tapi persoalan reklamasi Teluk Jakarta juga memberikan dampak buruk pada mata pencariannya. Masalah inilah yang membuat Udin genap satu tahun tak melaut.

"Ikan juga sedikit. Makanya itu, gara-gara dulu kan direklamasi di daerah Muara Angke, dulunya nelayan itu alhamdulilah (tercukupi). Sekarang boro-boro, Rp100.000 aja susah gara-gara ada reklamasi, apalagi ditambah pandemi, pada mengeluh semua nelayan," tutur Udin.

Baca juga: Kisah Para Perempuan di Bali Menolak Ditaklukkan Pandemi, Kembali Menenun untuk Hidup

Penghasilan yang tak seberapa membuat Udin memutuskan untuk tidak lagi mencari ikan.

Menurut Udin, hasil laut yang ia dapat selama berlayar tak akan cukup memenuhi biaya bensin dan pajak berlayar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com